Thursday, January 19, 2017

Diri Sendiri



Menjadi diri sendiri sudah sebagian dari watak aku pribadi dalam keseharian dan di berbagai lingkungan. Adanya Pro dan Kontra menjadi bahan pertimbangan untuk aku agar lebih menyesuaikan diri.

#VoluntripChallenge #Day3 mengangkat pertanyaan "Dimana Kamu Bisa Merasa Jadi Diri Sendiri?"  Baiklah.. Aku akan mengulas kembali tulisanku di tanggal 1 Januari kemarin.

Ada hal yang paling dan sangat aku takuti yaitu (Diri Sendiri). Lalu, ada hal yang dapat membuat diriku menjadi lebih berarti yaitu (Introspeksi Diri).
Kadang, kita sebagai manusia selalu merasa benar, merasa yang paling tau dan menjadi sosok yang menyebalkan karena terlalu percaya diri. Katakanlah orang yang sangat dominan, dimana dominan dibentuk atas kepercaya diriannya. Namun, ada hal yang mengatakan Percaya Diri ialah modal kehidupan. Lalu, kepribadiaku bukanlah tipe yang Un-Idealis yang melulu disukai semua orang dengan berbagai metode pendekatan yang dapat mengubah-ngubah sikapnya yang bukan sifat asli pada dirinya. Sempat mencoba merubah diri, yang ada malah terlihat bodoh--bagi diri sendiri. Belum lagi rasanya seperti pakaian kotor yang gak di ganti berhati-hari, gak betah, risih, bau dan lengket ewh~ Tak perduli orang mau bilang apa. Aku hidup untuk tidak merugi, termasuk merugikan diri sendiri karena bukan menjadi diri sendiri.

Menjadi orang Betawi, mungkin nada suara terkadang tinggi dengan kata-kata yang kadang tak beraturan. Namun inilah diri kami, nada suarapun bagai tradisi turun temurun keluarga kami. Bukankah Indonesia kaya akan budaya? Lalu salah nada suaraku apa? Gak sekalian orang Medan atau batak berbicara kau tampar bila memang menurutmu yang menganggap bahwa itu menyebalkan. Tapi tahukah kalian, bahwa kami tak mampu membenci, kami tak mampu menyakiti, budaya kami diajarkan untuk apa adanya, transparansi tanpa ada yang ditutup-tutupi. Memiliki suara yang lantang seolah-olah aku adalah seorang pengkekang. Yasudahlah.. Artinya kalian tak akan paham.

Salah satu rekan saya mengatakan "Kalau membuat semua orang pada suka sama kita, gak akan ada habisnya". Sayapun langsung mengangguk-anggukan kepala, seakan sangat setuju dengan pendapat itu. Memang benar, semua orang berhak untuk tidak menyukai kepribadian kita ataupun sebaliknya. Kitapun tidak berhak memaksa mereka untuk menyukai keputusan-keputusan kita. Apabila Introspeksi sudah di terapkan lalu orang tetap menjadikanmu asing. Oh mungkin ia yang lupa pada dirinya dan mengintrospeksi dirinya. Maka, jauhilah. Disitu bukan tempatmu.

Jadi pertanyaannya, adalah dimana aku dapat menjadi diri sendiri dan sangat di terima? Tentu keluarga pribadi, Mereka yang menyaksikan pertumbahku langkah demi langkahnya dan hanya mereka jugalah yang dapat menilai bahwa aku sedang menjadi diri sendiri atau sebaliknya. Kalaupun aku kepingin nyanyi sambil koprolpun mereka tak akan menggubris, yang penting aku bisa berekspresi tanpa merugi dan bahagia. Diluar itupun sahabat-sahabat terdekatku yang tidak membutuhkan waktu singkat untuk mengenal pribadiku atau sebaliknya.

#sepekanbercerita
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment