Sunday, June 28, 2015

Tentang Rasa

Begini rasanya menyayangi sendirian
Begini rasanaya pula pura-pura tak menyayangi
Mungkin rasa melengkapi itu hanya sekedar angan
Tapi aku sadar, akan ada waktu yang pantas untuku nyatai

Aku memanglah wanita bodoh
Membawa rasa ini bagai tergopoh-gopoh
Walau ku tau diri ini tidak selalu kokoh
Tapi jarak bayang wajahmu tidak pernah jauh

Sesekali aku berusaha tuk meraih tepi
Ombak itu mencoba menyeretku kembali
Sesaat itupun juga aku tak mampu mengucap kata tapi
Karena rasa itu sudah meresap hingga ke hati

29-06-2015
Dwi Pridika 

Tuesday, June 23, 2015

Adiku Sayang

ada yang telfon cuma pengen mamerin "udah punya temen baru dong" ya walau ujung-ujungnya minta pulsa-__- so to the what?? gak penting banget gitu kan.. dan terlagi temen barunya hanya anak kecil kelas 2 SD, temennya disuru ngomong sama gue dan gue denger ngomong huruf 'R' aja gak becus. gue rasa sih dia ngomongnya sambil ngacay dan hidung meler juga wkw-__- gue gak tau mereka bermain apaan aja, mungkin masak-masakan atau juga nyisirin rambut barbie. e tapi gapapa mending main sama yang kecil kecil dari pada sama yang gede gede kebelinger. hih.
Intinya?? seneng aja bisa nyaksiin pertumbuhan keluarga sendiri terutama adik, dimana gue sebagai kakanya *cihuy. Dimana adek gue yang sedikit lagi pake putih abu udah bisa memilah pergaulan. Dia gak pernah minder dari eksistensi yang teman-temannya miliki. Disetiap ceritanya dia udah bisa beropini mengenai teman-teman dan lingkungannya yang baik dan yang buruk, mana yang harus dia dekati dan harus dia jauhi, apa yang harus dia lakuin dan apa yang harus dilakuin sekedarnya, apa yang harus dia hentikan dan apa yang harus dia kejar. Gue juga gak bisa ngasi apa-apa selain suporting, memberi gambaran dari mimpi-mimpi besar dan berusaha menjadi pendengar yang baik dari apa yang suka dia eluhkan, mengenai aktifitas dia, sekolahnya, bahkan saat dia jatuh cinta. yaa walau gue tau dy pacaran ngumpet-ngumpet tapi gue tetep merhatiin. walau ada sindiran sinis dan hentakan bernada tinggi yang suka bikin dia nangis. yaa semata-mata itu bukan bentuk ketidak adilan dibandingkan sejaman gue dulu yang gak ada batasan batasan untuk bergaul dan berperilaku, karna kekurang terbukaannya gue terhadap orang tua. Untungnya diri gue sendiri yang dapat mengendalikan batasan-batasan itu. 
Pokoknya Erda harus lebih baik dibandingkan kakaknya ini. Banyak kegagalan yang sudah di petik jadi pelajaran. dan pelajaran berharga itu dapat gue pentik buat lo adik gue Tersayang smile emoticon
Terus berjalan, risaukan dan lupakan yang menjadi kau bagaikan terbelakang, jangan sesekali tengok kebelakang, majulah.. di depan sudah ada yang menanti yaitu masa depan yang lebih baik, kejarlah dan selesaikanlah smile emoticon 
kalau lo pernah liat gue mimpin di sebuah organisasi dan lo berkata gue sok bijak lah, puitis lah atau apalah. Dengan bangga gue juga bangga punya adik kayak lo bisa menggurui lo dengan menyaksikan dan menjadi ibu ke dua setelah Mamah smile emoticon ({}) kiss emoticon heart emoticonIntinya?? seneng aja bisa nyaksiin pertumbuhan keluarga sendiri terutama adik, dimana gue sebagai kakanya *cihuy. Dimana adek gue yang sedikit lagi pake putih abu udah bisa memilah pergaulan. Dia gak pernah minder dari eksistensi yang teman-temannya miliki. Disetiap ceritanya dia udah bisa beropini mengenai teman-teman dan lingkungannya yang baik dan yang buruk, mana yang harus dia dekati dan harus dia jauhi, apa yang harus dia lakuin dan apa yang harus dilakuin sekedarnya, apa yang harus dia hentikan dan apa yang harus dia kejar. Gue juga gak bisa ngasi apa-apa selain suporting, memberi gambaran dari mimpi-mimpi besar dan berusaha menjadi pendengar yang baik dari apa yang suka dia eluhkan, mengenai aktifitas dia, sekolahnya, bahkan saat dia jatuh cinta. yaa walau gue tau dy pacaran ngumpet-ngumpet tapi gue tetep merhatiin. walau ada sindiran sinis dan hentakan bernada tinggi yang suka bikin dia nangis. yaa semata-mata itu bukan bentuk ketidak adilan dibandingkan sejaman gue dulu yang gak ada batasan batasan untuk bergaul dan berperilaku, karna kekurang terbukaannya gue terhadap orang tua. Untungnya diri gue sendiri yang dapat mengendalikan batasan-batasan itu. Pokoknya Erda harus lebih baik dibandingkan kakaknya ini. Banyak kegagalan yang sudah di petik jadi pelajaran. dan pelajaran berharga itu dapat gue pentik buat lo adik gue Tersayang smile emoticon 
Terus berjalan, risaukan dan lupakan yang menjadi kau bagaikan terbelakang, jangan sesekali tengok kebelakang, majulah.. di depan sudah ada yang menanti yaitu masa depan yang lebih baik, kejarlah dan selesaikanlah smile emoticon
kalau lo pernah liat gue mimpin di sebuah organisasi dan lo berkata gue sok bijak lah, puitis lah atau apalah. Dengan bangga gue juga bangga punya adik kayak lo bisa menggurui lo dengan menyaksikan dan menjadi ibu ke dua setelah Mamah smile emoticon ({}) kiss emoticon heart emoticon

Erda Juwita Oktiara (Adiku Tersayang) :)

Wednesday, June 17, 2015

Pertanyaan atas Pertanyaan

Kenapa harus kau. Membuat perasaan ini semakin meneriaki namamu untuku manjakan. 

Kulangkahkan kaki dengan wajah penuh penasaran dan hati yang penuh dengan debaran. Aku masih mempertanya pertanyaan atas jawaban ini. Kenapa kita bisa duduk bersama berbagi cerita dan sedikit keluh-kesah. Berbicara dengan nada lembut sedikit manja. Awal ini memberi kesan manis atas kepahitan.

Sebelumnya aku belum pernah melakukan hal konyol ini. Bercengkrama dengan salah seorang yang akupun tidak tahu asalnya dari mana. Setelah kutatap, mungkin kamu makhluk yang sengaja dikirimkan tuhan untuku. Dengan keajaiban sayap-sayap malaikat menerbangkan kau tiba difikiranku untuk menggodaku dapat menghampirimu.

Hey kamu.. Apa kabar? semoga tetap dalam lindungan Allah.SWT.
Masih ingat saat malam-malah itu. Malam penuh labil. Selabil aku hingga sampai dihadapan kamu.
Entah apa yang kamu fikirkan mengenai diriku yang konyol ini. Yang pasti aku bahagia pernah sesaat bercengkrama bersamamu.
Masihkah kamu dengan kebiasaanmu itu. Memaksa aku untuk tahu lebih jauh keburukanmu, memakan makanan pedas denga lahap, menceritakan tempat makan yang enak, menceritakan kehidupan kampus yang pelik, keluh kesah atas kehidupan ekonomi yang fana ini, bicara hal konyol tentang dirimu, dan yang aku menolak lupa, yaitu menggodaku untuku benci terhadap dirimu, dengan tutur katamu membuatku ilfil, kesal dan sedikit jengkel, namun tidak  sama sekali membuat kau berhasil untuku benci. 
Aku ingat betul. Pertama kali kulihat dirimu, tanganmu yang sesaat memainkan rambutmu yang terlihat gondrong dan yang terakhir kalinya bertemu dirimu yang mencoba keras mengejeku dengan gerakan menyikut tanganmu kebelakang sesambil kau mengendarai motor itu :3 Si mas mas pengendara motor hijau ceper, yang dibeli dengan DP hasil keringatnya magang di jaman SMK dulu, dan di pertemuan  yang terakhir berusaha ingin menodai aku. Ah konteks terakhir itu membuat aku tidak sama sekali tercengang, justru membuat tingkat penasaranku menaiki level pada umumnya. 
Kenapa pula kau dapat membuat aku terus bertanya atas pertanyaan. Jawaban yang kurasakan ini menimbulkan pertanyaan dari pertanyaan. Kenapa hatiku selalu yakin bahwa kau tidaklah seburuk itu, kenapa keburukan yang kamu utarakan membuat aku semakin terkesima atas nama dan bahkan dirimu. Bukankah keburukan itu harusnya aku jauhi dan bahkan tinggalkan. Namun jawaban ini memberikan hal lain atas dirimu. 
Aku memang membenci hal diluar batas. Tetapi bukan pada dirimu.
Konteks konteks yang tidak sedikit kamu ucapkan tidaklah lazim. Tetapi aku terus merasa yakin. 
Mungkin aku sebagian dari wanita aneh, tetapi aku sangat menikmati keanehan ini. Termasuk aku dapat mendambakan seorang dirimu.
Aku perhatikan setiap tutur kata, dan gerak gerik lakumu. Aku berani bersumpah, bahwa kau tidaklah seburuk aku. Kau hanyalah seorang pria yang natural atas apa yang kau miliki. Kau sangat menyukai kejujuran dan keterbukaan. Walau hal yang akan kau utarakan dalam konteks yang dapat dipandang negative. Bahkan kau belum pernah merasakan gonta-ganti pacar lebih dari lima kali seprti aku:( 
Taukah kamu.. Disetiap kali kau berbagi cerita dan sedikit pengalaman buruk. Diriku ini tidaklah sama sekali benci pada dirimu. Justru aku semakin tertarik atas apa yang kau utarakan. Karna kurasa kau itu Unik
Sesekali akupun merasa sedih, seketika aku teringat terakhir kita jumpa. Benar-benar tidak ada interaksi lagi. Akupun merasa enggan untuk menghubungimu lagi, karna kurasa hari itu aku merasa tidak pantas, entahlah, akupun tidak paham dengan apa yang aku rasakan sendiri apalagi yang kamu rasakan. Diam adalah keputusan paling tepat. terlagi dasarnya kau memang tidak pernah mengirimkan pesan singkat terlebih dahulu kepadaku. Yang aku ingat pasti, terakhir kau hanya menyodorkan tangan untuku membalas dengan tepukan setelah aku bilang "lo berhasil buat gue kesel hari ini" lalu kau ucap "hati-hati dijalan" lalu pergi. 
Mungkin bukan hanya aku wanita yang tertarik atas keunikan dirimu. Disaat itupun juga aku berhenti bermimpi dapat disamping kamu dalam artian lain. Kurasa kau hanyalah sebagian pengisi indah dalam relung waktu yang singkat ini. Memang aku mengagumimu, tapi tidak untuk memilikimu. Terlagi aku tau, kau adalah pria tangguh yang tidak suka main-main atas apa yang kau jalani untuk masa depanmu, dengan begitu kau tak mungkin dapat diganggu oleh wanita aneh dan tidak sama sekali penting sepertiku, Mungkin hal itu juga yang membuat kamu sebagi objek yang aku kagumi :)
terlagi aku sempat mengelabuhi kamu untuk konteks yang kerap membuatku kesal, sesungguhnya aku lakukan bukan karna aku suka membual, melainkan karna aku juga ingin tau pasti kebeneran dirimu. 

Dan aku.. tetaplah aku si wanita aneh dengan penuh rasa pecundang dalam diam. Yang hanya bisa memunafikan diri dan memberimu doa untuk Allah segera menjawab atas doa doamu. :)