Wednesday, July 29, 2015

Kita Pemenang


Nyaris...
Diseret diatas jerami tajam hanya mengenakan sehelai bahan pakaian?
Dijoroki diatas tebing berketinggian 1000 meter?
Dilambung keatas langit lalu dihempas tanpa pengaman?
Dicabik-cabik serigala?
Diteriaki dengan toa dengan volume besar persis samping telinga?
Dan segala hal yang menderu jadi beban?
Semua memang beban.. Beban yang tak enyah untuk di eluhkan. Storage memori dalam diri menolak menyimpannya sendiri.
Memilih pasrah pun enggan.
Menjadi pemenangnya adalah pilihan.
Bukankah, selama tubuh ini mempunyai otot, tulang yang sehat, darah mengalir dengan derasnya, hati dan fikiran masih difungsikan sebagaimana kodratnya diciptakan. Tubuh ini masi dapat di gerakan?
Selama itupun juga, kau masih berpeluang untuk menjadi seorang pemenang.
Bahkan, kita hampir lupa. Bahwa kau yang telah membaca inipun adalah pemenang, diantara ribuan sel seperma yang memperebutkan satu sel telur.
Kita dilahirkan menjadi Pemenang.

Dwi.P

Kepada Kau Langit


by google engine

Kepada kau untaian indah yang sulit di ucap hanya dari sebuah bibir.
Kau memecah dari berbagai angan dan tabir.
Kenangan masa lalu membuat jutaan keluh menggetir.
Bukanlah hanya pemenang dari jutaan sel seperma kau lahir.
Memanglah kau pemenang dari berbagi angan dan harapan sebuah lautan dengan kau hadir.

Kepada kau..
Langit yang sesekali mengeluarkan kelabu paduan biru muda dan jingga disetiap kali berganti waktu.
Memberi bayang-bayang sesuatu yang tinggi membuatku bagai terbang tanpa sayap dan bulu.
Memberi nuansa berbeda yang tidak hanya dirasa satu.
Indahnya kau tidak hanya dapat di nikmati indra perasa, namun jauh dari naluri, kau menciptakan jutaan untaian aksara indah yang tak cukup di kuak dengan waktu.

Kepada kau penakluk lautan.
Kita berbeda namun kita memberi keindahan yang sama dari sebuah angan.
Kita pantas untuk melengkapi dan menyempurnakan keindahan.
Langit dan Laut dapat melengkapi dari sebuah keindahan.
Pantas jikalau dipersatukan untuk keabadian.

Ditulis, Pada 26/07/2015
Dipublikasi, Pada 29/07/2015 
Penulis : Dwi Pridika

Thursday, July 2, 2015

Awal Yang Baik Dengan Cermati.com

Add caption

Bulan ramadahan, bulan yang penuh berkah. Bulan yang sangat di nanti untuk kita semua yang beragama Muslim dan berbahagia. Membicarakan soal Ramadhan, pasti tidak luput pula dengan hari yang penuh fitri dari akhir bulan yang suci ini, yaitu Lebaran. Bulan yang tidak kalah di nanti-nantikannya pula dengan kita yang menginginkan kemenangan.

Lebaran jelas waktu yang di nanti-nantikan, bercengkrama dengan berbagai kerabat, memeriahkan kesucian dengan berbagai amal baik, menyiasati dengan ibadah, dan tidak luput pula mengancang-ancangkan rencana di hari H yang fitri itu, seperti memakai baju baru, menata meja dengan berbagai makanan khas lebaran dan mudik ke kampung halaman dengan membawa oleh-oleh, lembaran uang yang beraromakan baru untuk dibagikan ke kerabat-kerabat kecil yang biasa disebut persenan. Itu memanglah bukan menjadi hal baru untuk kita sebagai yang di tinggikan, tetapi membicarakan soal finansial. Seorang yang diataspun tidak lepas dari kata finansial itu. Kadang pemasukan yang besar tidak memungkiri bahwa pengeluarannya juga lebih besar, kalau kata pepatah “lebih besar pasak dari pada tiang”.

Terlagi aku hanyalah anak muda yang baru beranjak dewasa, menginjak dunia kerja yang akupun masih kesulitan membayangkan memegang tumpukan lembaran uang, sedangkan untuk mendapatkannyapun masih terasa sulit. Namun, siapa yang tidak bisa menepis, bahwa hari lebaran adalah hari yang memang menjadi sakral untuk seorang Muslim dan tidak ingin melewati hari yang harus dirayakan itu. Begitupun aku, yang ingin merayakannya dan sudah tidak mungkin juga aku yang sudah besar ini masih menjulurkan tangan untuk sekedar meminta beli baju barun dan persenan, akan terasa aneh. Akupun harus melakukan sebaliknya, membeli baju baru sendiri dan adik, membantu kebutuhan lebaran di rumah, dan mungkin pula membagi persenan kepada sanak saudara yang lebih membutuhkan.

Mempersoalkan hari kemengan yang berkaitan dengan finansial. Aku mempunyai beberapa ancang-ancang rencana, untuk memenej hal itu yang tidak lepas dari kebutuhanatau sebut saja Resolusi LebaranKu. Aku mungkin termasuk golongan remaja dewasa yang mempunyai berbagai Planing dan Rencana untuk berbagai hal yang akan di hadapi termasuk Resolusi Lebaranku ini. Aku tidak mungkin mengandalkan penghasilanku dan dari THR (Tunjangan Hari Raya) saja, aku berusaha mencari jalan lain untuk menambahi pendapatanku. Terlagi, aku rajin sekali memegang kalkulator di meja kerja untuk menghitung pemasukan dan pengeluaranku yang tidak seberapa ini. Aku selalu miris melihat angka-angka itu, kenapa tidak, memang tidak seberapa, tapi jika berturut-turut dilakukan akan habis pula uangku yang tidak seberapa ini. Dan aku mulai memenejnya, dengan lebih mengiritkannya lagi seperti memprioritaskan kebutuhan, aku lebih memilih membeli sesuatu yang paling aku butuhkan dari yang aku butuhkan. Karna dari perhitunganku saja, jika aku ingin merayakan lebaran itu aku sudah tau di angka berapa, sedangkan angka yang aku dapat akan kurang bila aku tidak mencari sambilan lain untuk menambahi pemasukan.

Aku hampir lupa, aku punya kemampuan mendesain dan Fotografi, aku berusaha memperjualkan diri untuk jasa yang aku bisa itu. Aku berusaha menawarkan jasa Desain dan Fotografiku ini melalui kerabat, mulut ke mulut dan media social. Awalnya memang aku belum mencoba karna aku terlalu pesimis atau mungkin segan. Namun setelah aku coba ternyata aku bisa, dengan berpenghasilan setengah dari gajihku. Terlagi aku tersadar bahwa dari hasil kemampuanku itu dapat menghasilkan suatu Produk Komoditas yang mungkin dapat menjanjikan di prospek industri kreatif yang saat ini menjadi Eranya. Waw.. untuk sebagai orang yang newbie sepertiku, aku sudah merasa semakin optimis untuk itu dan aku lanjutkan.

Kembali ke Resolusi Lebaranku. Dengan perhitungan yang aku dapat, aku sudah bisa mengukur pemasukan dan pengeluaran, akupun masih melakukan usaha Resolusi Lebaranku itu dengan semangat keras. Sesekali aku luangkan waktu kosong untuku sekedar refreshing di hari libur dengan keluarga dirumah dan keluar untuk menghirup udara segar. Tidak luput pula merencanakan apa saja yang harus di persiapkan hari raya nanti. Dari sedikit rencana yang aku sebutkan tadi, aku sedikit merasa lega untuk merayakan hari kemenangan atau lebaran itu dengan senyum membentang.


Dan sampai sebelumku dapat menulis tulisan ini, aku sempat menemui Produk-produk yang ditawarkan dan memungkinkan aku mempermudah mengambil keputusan yang tidak jauh dari situasi finansial apapun itu dengan lebih tepat dan cermat. Yaitu aplikasi Cermati yang dapat di lihat di https://www.cermati.com/ yang mana di dalamnya tersedia berbagai Produk-produk yang dapat membantu kita dari berbagai informasinya seperti Kartu Kredit, Kredit Tapa Anggunan, Kredit Multiguna, Artikel Keuangan, Kredit Motor, Tabungan, Tabungan Berjangka, Deposito. Dan diantara salah satu produknya aku sangat suka sekali produk Artikel Keuangannya, akupun mulai membacanya secara rutin. Disitu jelas banyak sekali postingan artikel yang sangat bermanfaat. Mungkin akupun sebagian dari korban yang sempat terpuruk dan bangkit setelah mebaca Artikel-artikelnya yang sungguh luar biasa. Berbagi ilmu secara geratis, terlagi ada aplikasi dan produk-produknya yang dapat mendukung dan membantu untuk mengembangkannya. Contohnya, aku sempat mempromosikan produk ini ke bosku, dimana diapun sedang kesulitan finansial dengan usahanya dan alhasil diapun tertarik dengan aplikasi Kredit Multi Guna yang disediakan untuk mencobanya. So.. pada intinya, produk Cermati memang berhasil untuk dapat menjadikan orang indonesia cermat berfinansial.

@CermatID #ResolusiLebaranKu

By: Dwi Pridika @uwinde

*Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Resolusi Lebaranku Bersama Cermati.com