Friday, February 5, 2016

Dilahirkan Untuk Gagal

"Orang sukses selalu kelebihan CARA, orang gagal selalu kelebihan ALASAN" 

Lagi-lagi kata yang membangun angan semakin jadi nyata.
Seperti biasa. Di pagi hari yang masih terasa dingin aku berangkat bekerja, dan seperti biasa juga dengan kebiasaanku, menyelipkan sebuah buku yang dapat kujadikan sarapan diperjalanan menuju tempat kerja dan makan malam seusai pulang kerja, sesambil menanti tiba ditempat tujuan dalam perjalanan kereta.

Masih terngiang sampai detik ini. Apa bentuk yang pantas untuk menuju kesuksesan, dari dalam sebuah buku yang ditulis oleh salah satu Motivator Termuda nomor satu di Asia, beliau bernama Bong Chandra
Saya tidak takut gagal karna saya akan gagal  
"Selama ini hal yang paling menghambat seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu adalah RASA TAKUT. Takut kalau-kalau dirinya akan gagal. Dan saya akan mengatakan bahwa tidak ada cara khusus untuk menghilangkan rasa takut itu. Namun, saya punya suatu cara untuk membantu Anda mengurangi rasa takut Anda. Anda cukup menyadari bahwa "Saya tahu bahwa besok saya akan gagal. Gagal adalah sebuah proses, dan sudah menjadi satu paket dengan Sukses"." 
Beliau menyadari. Bahwa Pelajaran terbaik adalah kegagalan. Seorang yang tidak pernah gagal, artinya tidak pernah belajar. Kegagalan adalah hal yang tidak pernah kita pelajari di sekolah.
Dan ia menyadari bahwa dalam hidup tidak ada yang namanya gagal, yang ada adalah belajar dan belajar lagi hingga kita dapat meraih keberhasilan. 


Tidak lain dari hal kegagalan itu, akupun sempat mendapati sebuah kisah dari salah seorang yang menciptakan Lampu Pijar Pertama di Dunia, beliau bernama Thomas Alva Edison. Aku sesaat terasa sesak, kenapa selama ini aku merasa dan berpendapat menjadi orang yang mungkin bisa disebut kegagalannya mencapai rekor. Padahal kegagalan-kegagalan yang setiap kali aku buat itu tidaklah sebanding dibandingkan kegagalan-kegagalan yang dialami orang paling sukses dan kaya di dunia sekalipun. Kadar bersykurku masih jauh dari kata normal:( 
Bayangkan jika Thomas Alva Edison tidak berhasil menciptakan lampu pertama di dunia. Mungkin dunia kita saat ini tidak akan seperti ini. Edison adalah anak yang dicap bodoh,idiot,oleh lngkungannya,sampai harus keluar dari sekolah umum. Banyak versi yang menyebutkan berapa kali sebenarnya Edison gagal dalam percobaan menciptakan lampu pertama. Ada sumber yang berkata dia gagal 10.000 kali. Aku tidak perduli berapa kali ia gagal, intinya Thomas A. Edison mengalami lebih banyak kegagal dibandingkan aku. 
 Entahlah, aku sebagai seorang wanita wajar atau tidak mempunyai ambisi yang tidak kalah panasanya dengan ambisi seorang laki-laki yang berjuang untuk kehidupannya pada umumnya. Yang pasti aku ingin bangkit dari berbagai keterpurukan, menurutku itu adalah wajar,dan itu aku lakukan bukan semata-mata aku ingin menjadi orang yang dapat dikatakan WAH, namun aku ingin menjadi ornag yang bermanfaat bagi sesama dan siapapun itu. Karna bukan hanya kegagalan yang sering kudapat, tetapi merasakan pilunya menjadi korban penolakan dan berjuang sendirian. 
Lanjut dan kembali membahas orang hebat itu..
Thomas A. Edison telah melakukan penelitian besar, hasil penelitian dan laboratoriumnya hampir seperempat luasa lapangan sepak bola. Penelitian ini memakan waktu yang sangat lama. Namun terjadi keasalahan yang membuat seluruh penelitian Thomas A. Edison terbakar habis. Kejadian itu membuat Istri dari Thomas A. Edison angkat bicara "Sudahlah Mas (panggilan sayang Thomas), mimpi janagn tinggi-tinggi..." Semua orang berfikir, Thomas A. Edison akan menyerah dan menghentikan percobaaanya. Tapi ternyata Tidak! Dengan nada berapi-api, Thomas A. Edison berkata pada istrinya, "Suatu saat, saya akan buat dunia seterang kebakaran ini!
Pada saat dia berhasil menciptakan lampu pertamanya dana ada yang bertanya "Bagaimana dia bisa melalaui sekian banayak kegagalan dan tidak putus asa. Edison menjawab, "Saya tidak pernah gagal, saya hanya tidak berhasil menemukan cara yang tepat untuk menciptakan lampu. Semua itu adalah prosesnya, bagian dari perjuangan saya." Dapatkah Anda memandang kegagalan seperti yang dilakukan Thomas A. Edison? 
Akupun, tersadar. Banyaknya kegagalan bukanlah suatu yang menghentikan langkah kia menuju angan itu. Namun dalam kegagalan itu kita dapat mengetahui harga kegagalan kita, maka kita akan lebih bersemangat, karena semakin banyak kita gagal semakin banyak pula peluang untuk berhasil. Teruslah belajar dan mensyukuri:)
Dwi Pridika
18-Juni-2015

Monday, February 1, 2016

Terimakasih Kumbang :)

Tepat di penghujung sudut perahu dalam malam yang gelap gulita membutakan arah entah kemana. Suara desir ombak yang semakin menguatkan gendang telinga ini. Memadukan jiwa ini semakin jadi penyesalan. Aku berusaha mencari cahaya bulan yang dapat kujadikan arah tujuan untuku menemukan tepi. Namun bulanpun tak memancarkan signal cahayanya. 

Lalu kucari bintang. Jutaan harapan menggelintir fikiran. Kepalaku berputar mengitari langit dari sudut manpun. Kutemukan satu titik terang kecil yang sesekilas terang berkedip jelas di sebelah timur. Aku berdiri bergegas meraba mencari dayung. Lalu kuputar arah. Ku dayung.. Ku dayung dan ku dayung sampai ku bisa menghampiri cahaya yang terlihat berkedip tak lebih besar dari kotoran kuku itu. 
Tepi semakin terlihat jelas. Sejelas harapanku untuk bisa bersinggah disana. Namun tepi itu seraya menolaku.Ombak menyeretku hingga terjatuh mematuk batu. Kegundahanku berlipat ganda. Namun aku harus yakin kalau Cahaya itu adalah ada. 

Kayu kecil kering kerontang menariku untuk mengaisnya. Cahaya itupun datang hinggap menghampiri kayu yang sudah aku pegang. Ternyata cahaya itu kumbang yang sempat menjadi buntut dari perjalananku. Kenapa aku baru menyadari kumbang kecil itu bisa membawaku ketepi yang sempat menolaku? 

Kumbang itu terbang menggoda mengajaku untuk mengikuti arah. Sesambil lari aku mengejarnya. Asa ingin ku tangkap dan kumasukan ke dalam botol agar tak membuatku kesal lelah berlari entah kemana. 

Prasangka ini terulang kembali.Ternyata, kumbang nan kecil bercahaya itu membawaku kesebuah tempat. Tempat dimana semua dapat menerimaku dengan baik. Membawaku ketempat yang tidak tertutup kabut. Tempat yang sangat terang menderang dari sebuah terangnya bulan dan bintang. Dengan desiran ombak yang lebut menenangkan hati dan jiwa hingga ke seluruh peredaran darah dan sum-sum tulang. Memberikan api kehangatan bagaikan dekapan erat menyelimuti. Berikut salju yang menyejukan hati. 

Aku bagaikan seorang musafir yang sedang bermanja di kawasan yang sama seperti yang pernah ku singgahi namun dalam keadaan yang berbeda. 

Ya.. Aku sedang bermanja dengan apa yang tanpa sadar Allah berikan melalui kumbang itu Sahabatku.Sahabat yang memaksa, menuntun dan mendorongku untuk mendapatkan yang terbaik dari apa yang sebelumnya aku bayangkan.Terimakasih Kumbang :)


-Dwi Pridika-