Friday, August 21, 2015

Kata Mama

Catatan yang aku tulis "Kata Mama" *bentuk tulisannya hiraukan.
Tadi malam. Mama yang lebih dulu tiba dirumah, usai pulang dari Jawa Timur karena ada keperluan yang tidak perlu aku sebutkan, sedang merebahkan kakinya di ruang tengah. Menyambut aku yang baru saja tiba dirumah usai kerja, sambil mengepal sebuah buku yang mungkin (seperti biasanya).
"Assalamualaikum" aku yang sambil dobrak pintu dan nyelonong masuk langsung melempar tas ke tepi tembok.
"Waalaikumsalam.. kamu de, mau baca buku model apa di cahaya yang terbatas" ucap mama yang langsung seperti meledek.
"model modelan" jawabku dengan nada separuh menimpali ledekannya, dengan sedikit tidak perduli. 
Aku yang memang lelah seusai kerja, langsung bergegas mengangkat diri ke kamar dan kamar mandi untuk merapihkan sedikit barang bawaanku dan berganti kostum sekaligus membersihkan badan. Karena tidak ingin berlama-lama nyaman dengan badan yang aromanya sedikit nyaru dengan asem perpaduan kecut sedikit lengket. Usai itupun aku langsung menghampiri mamaku, yang baru saja pulang dari jawa untuk menanyakan oleh-oleh, ups.. Keadaan dan kesehatannya juga. Hehe.
"oleh-oleh apaan aja bos? Bawa berapa ton jeneng? (jeneng makanan khas jawa)"
"itu mama beli foto walisongo" mama yang sambil nunjuk tembok memamerkan foto walisongo yang dibelinya sebagai oleh-oleh.
"jeneng'e ra beli tho?"
"itu tuh" sambil nunjuk kue jeneng yg nyaru degan dodol orang hajatan.
"banyak binggow mah"
"iyah. Mama beli 3 harganya 10.000. Belinya di bis"
Aku yang tidak berbasa basi penasaran ingin rasakan sensasi jeneng made in bis 3/10.000, langsung melahap jeneng yang mama beli.
"mmmm... Kalah ketek si Erda (Erda adiku). Asem ngetz pake Z" aku yang sambil mengercitkan dahi, memeletkan lidah seraya menolak akan rasa yang kuterima. Kini, memanglah fakta kalau harga tidak pernah berbohong.
"se'asem hidup lu dan kenang-kenangan lu yaa" timpal Erda adiku yang berusaha meledeku.
Aku, Erda, Mamah dan Ayah. tertawa lepas bersamaan.

**

Aku langsung bergegas ke kamar untuk mengambil buku yang tadi ku kepal seusai pulang kerja dan kembali.keruang tengah tempat mamah, ayah dan erda berkumpul nonton tv. Sekaligus mencari masukan cahaya yang kalau memang di kamar cahayanya sangat terbatas bak krisis cahaya.
Ada yang menyauti gerak-geriku yang masih terpaku dengan menetralisir kakinya, yaitu mamahku.
"Aduh ende (ende nama panggilanku sejak kecil, yang dibiasakan keluarga atau teman sepermainanku dulu sewaktu masih hoby main boneka dan masak-masakan), kalau mau baca buku satu, yang lainnya dirapihkan dulu jangan berantakan gitu" sahut mamah dengan nada jengkel memperingati.
"iya, kapan-kapan" sahut aku yang seraya tak perduli.
"de.. Kemarin untung mamah ada di rumah bu dedeh (bu dedeh adalah ustazah teman pengajian mamahku yang memang seorang ustazah juga), ada mas-mas kurir dari JNE nganterin paket bukumu itu, kebingungan nyari alamat. Mondar mandir kaya mau nanya tapi ragu. Karena mamah inget kamu ada pesen buku yang mau di kirim. Mamah teriaki aja orang itu, mama tanyain ke orangnya mau nyari alamat siapa, ternyata kamu. Kurir itu ngeluh katanya udah hampir satu jam dia nyari alamat rumah kita tidak ketemu" cerita mamahku yg seraya mengadu. Karena memang daerah tempatku tinggal belum di sosialisasikan untuk diberikan nomor disetiap rumahnya, hingga yang bila mencari rumah merasa lebih sulit, hanya berpatokan dengan nama tujuan. Terlagi rumahku yang berada di dalam gang kecil dan menyendiri, sulit di jangkau kendaraan apapun, terlagi kami sekeluarga barulah pindah tidak lebih dari setengah tahun, terbilang masih orang baru di daerah itu dan belum seluruhnya mengenal keluargaku, terlagi namaku, yang hanya sosialisasinya sebatas ruang tengah, kamar mandi, kamar dan dapur-_- 
"terus.." jawabku yang meminta mamah menceritakan lagi bila ada kelanjutannya hehe.
"terus mamah terima lah, mamah gak kasih uang"
"dia udah di gaji mah dr JNE'nya, gajinya tetap" timpal aku yang memberitahu mama.
"mama langsung pulang. Penasaran isinya apaan" mamaku yang memang sudah tau pasti isinya buku, dia langsung bergegas kerumah dan membuka buku dari kemasannya. Mamahkupun sudah mendahului pembelinya untuk membaca. Huh.. Aku kalah start.
Tibanya mamahku dirumah.. memperhatikan isi dari bingkisan itu, yang berisi buku, bonus dan di dalam bukunya terdapat tanda tangan penulisnya.
"mamah udah tau isinya kayak gimana?" aku bertanya kepada mamah yang memang sudah menghatamkannya tidak sampai sehari.
"udah.. itu tujuan intinya hanya kita untuk terus bersyukur, karena kesempatan dari orang tua itu lebih berarti dari apapun. Tapii nde.. mamah lihat di dalamnya ada cendra mata dan tanda tangan penulisnya di dalam. Bagus, tapi...." ucap mamaku yang aku potong dengan sahutan. 
Aku yang seperti sudah menebak-nebak apa yang mamaku inginkan, langsung memotong menyambil pembicaraan mamah.
"Tapi apaa? udah ah mah, ende lagi gamau bahas itu dulu, udah terlalu jauh buat ende mengembara ke masa depan. Lagi juga gak segampang yang di bicarakan" jawabku yang seraya menggubris.
Mamahku yang memang gemar membaca buku (lebih lebih dari aku). Selalu ingin mengetahui buku yang aku baca. Sebenarnya karena mamah memang sudah tidak bisa beli buku sebanyak dulu karena tuntutan ekonomi, maklum ibu rumah tangga banyak keperluannya. Ehehe. Mamah bisa dijuluki sebagai Perpustakawan di dalam rumahku sendiri. Dia mempunyai berbagai macam buku islam yang sedikit rujit, karena memang buku lama dan biasa beli di toko pinggir jalan biasa. Kata mamah, yang penting isi dan ilmunya. Makannya setiap aku nanya apapun mengenai islam, mamaku bisa mendeskripsikan berikut hadistnya. Sayang, aku tak seperti mamahku yang mempunya storage memori dalam fikirannya terpatrih kuat:(
Selama ini, aku membaca buku hanya sekedar memenuhi nafsuku untuk menghibur diri atau katakanlah menyibukan diri. Yang kalau membaca, ilmunya di ingat kalau memang konteksnya sangat menarik perhatianku sangat. Skip dulu hal itu.

**

Aku lanjutkan untuk membuka lembaran demi lembaran itu. Mamahku masih dihadapanku merebahkan badannya sambil menyelonjorkan kakinya, sesaat menyahutiku.
"de.. Kamu kan suka melampiaskan unek-unek motivasi kamu ke si erda, coba kamu buat buku satu untuk ditinggalkan kalo nanti kamu sudah bersama tanah" ucap mamahku yang tiba tiba memecahkan bayanganku yang khusyuk membaca buku. Entah apa yang menggugah mamahku untuk membicarakan hal itu, akupun masih tidak paham. Tapi aku dapat memastikan, bukan berarti mamahku ingin aku untuk pergi, tapi akupun tahu kepergian seseorang diluar kehendak manusia selain Allah.
Sambungnya lagi."mamah tau kamu bisa ini itu bukan dari yang mamah ajarkan. Tapi lingkungan dan dunia yang kamu cari sendiri yang membawa kamu bisa ini itu (Ini Itu, maksudnya adalah kemampuanku yang mamahku perhatikan, dan mungkin sebagian dari Tujuanku selama hidup di dunia)" ucap mamah dengan nada sedikit sayu menatapku.
"ende, pengen mah, pengen banget. Ende yakin sama tujuan ende tapi ende terus-terusan gagal. Sekarang ende mau masuk PTN yang ende harapkan buat memperlurus kemampuan ende aja gagal, ende sebenernya malu. Malu kalo sampe temen kampus lama ende atau temen-temen ende yang lain nanya apa kabar di kampus barunya, terus ngambil jurusan apa? Masa ende jawabnya "ambil hikmahnya aja" *korba meme. Ende juga malu sama mamah dan ayah, yang sebelumnya ende terlalu merasa yakin dan meyakinkan buat kalian harus tetap baik-baik aja, sama setiap keputusan ende. Kan malu mah.." jawabku yang sedikit melamahkan diri.
"gue dong.. Mau masuk negri gampang. Dateng, test, pengumuman, lolos terus belajar" timpal adiku yang meledek menjengkelkan, dengan aku yang berusaha meraihnya untuk sekedar cubit atau mengejeknya juga, yang entah mau ngejek apa karena memang nasib adiku tak lebih buruk dariku. 
Aku masih terdiam sesambil memandangi buku yang aku baca, tapi tak memahaminya karna fikiranku bukan lagi terfokus pada bacaan-bacaan itu.
"kamu bisa jadi penulis de.. Kayak yang pernah kamu bilang ke mamah, apa lagi yang ditinggalkan setelah mati selain kenangan, karya dan tulisan yang berarti dan bermakna" aku masih terdiam, dan mamah masih menyambungkan pembicaraannya. 
"dari awal kamu mau nyoba-nyoba PTN juga, mamah lebih ngedukung kamu jadi penulis, kalau mau kuliah ambil yang menjurus kesitu, taro lah kamu suka desain, tapi kan mama liat kalo lagi mood aja, dan yang sebelumnya kamu gak bisa nerusin di kampusmu itu karena mahal dan gak kuat sama pengeluarannya juga (walau sebenarnya bukan hanya itu alasanku memilih untuk tidak tetap meraih pendidikan di kampus lamaku itu), coba kamu nulis, gausah jadi yang terkenal dulu. Cukup satu buku untuk ditinggalkan setelah pergi untuk bertemu tanah. Baaah... Mamah seneng banget nde... " 
"doain aja mah.. Semoga ende lancar dulu buat pendidikan ende kedepan. Dengan itu insyaallah bisa memperlurus apa yang ende mampu dan mamah inginkan. Ende gak perlu minta mamah ngeluarin apa-apa lagi, karena kalaupun ende ngerengek pasti ayah bilangnya gak ada atau belum bisa dan sabar. Hehe pisss yah" ucapku yang masih memandangi buku yang tidak aku perhatikan. sesambil mataku menunjuk pada ayah yang sedang duduk sambil mengangkat dua jariku yg mengartikan damai (pis), dengan ayah yang matanya membalas menyorot mataku. Lanjut ucapku dengan lemah sedikit meyakinkan
"Ende baru sadar, ende cuma kurang sabar sama setiap keputusan ende, alhasil tidak sesuai harapan. Tapi ende pastikan ende gak sama sekali nyesel mah.. yah.. Ende justru punya keterbanggaan sendiri karena udah mencoba dan gak penasaran. Sekarang ende bakal sabar buat nyeting ulang rencana buat tujuan ende itu. Tugas mama sama ayah, cukup Doain anakmu ini yang terbaik. Inaf :), soal bakal jadi apanya ende kedepan, itu semua urusan Allah, ende cuma berjalan aja, dan memastikan di setiap langkahnya udah ende usahakan yang terbaik" ucapku membalas perkataan mamah yang membuat sedikit dada merasa entah apalah, pasti kau paham. Intinya aku berusaha meyakinkan. Tapi terekam jelas apa yang mamahku harapkan dariku, menghasilkan satu buku yang bermanfaat, dan hal itu sudah bukan hal baru atau sekali mamahku ucap untuki dengar, tapi sudah yang kesekian kali, tapi entah, malam itu berubah seperti keyakinan.
Adiku yang mendengarnya dengan khusyuk tiba-tiba memberi tepuk tangan, yang entah aku tak paham maksudnya. Yang pasti saat itu, anak itu sedikit nyaru dengan idiot meledeku tanpa memperhatikan situasi. Ah tapi berhasil mencairkan suasana menjadi tertawa bersama. Bak merayakan kemenangan. Aku senang sedikit lega.

Aku ingin memenuhi keinginan orang-orang tersayang, tetapi akupun punya tujuanku sendiri yang lebih tjakep bila dipadukan. Hal ini masih menjadi rahasia Aku dan Allah :)
IsyaAllah.. Bismillah.. Atas nama Allah dan Orang Tua yang maha pengasih lagi maha penyayang :)


Dwi Pridika
22 Agust 2015 

Tenanglah




Aku iri kepada sinar yang memancarkan keindahannya.
Aku iri kepada dedaunan yang menebarkan kesegaran dengan aromanya.
Aku iri kepada langit yang dapat memberi warna.
Aku iri kepada apapun itu yang dapat memamerkan yang dimilikinya untuk menggoda.

Khawatir hanya menunggu melebur bersama debu dan tanah.
Khawatir tak ada yang menengok ranting pohon yang kering.
Khawatir tak ada hujan yang jatuh.
Khawatir terpatahkan angin gering.

Tenanglah. Hidup tak lepas dari jutaan prasangka.
Tenanglah. Hidup selalu memberi kesempatan untuk membuat nyata.
Tenanglah. Hidup hanya perihal mengenai masa.
Tenanglah. Hidup ditujukan untuk datang dan pergi lalu mengenangnya.


Dwi Pridika
11 Agust 2015

Jarak

 


Pagi ini ada yang menyapaku dari ufuk timur sana.
Menebarkan cahaya seraya menggoda.
Entah harus dengan bentuk apa untuku sekedar balas sapa.
Saat ingat, di lawan arah aku berada.

Katakanlah jarak..
Tidak sesekali membuat paradigma ini semakin sulit tuk ditebak.
Entah sebuah prespektif yang salah letak.
Atau.. Suatu naluri tak berkompromi tuk bergejolak.

Terlagi, terperanjat pada sesuatu yang nyata.
Ku kira hanya mimpi pada lelap untuku seculik merasakan nikmatnya rasa.
Kukira hanya sekedar angan untuku bisa menyapa nyata.
Yang di ufuk timur sana menjawab dengan beberapa fakta bahwa keindahannya itu memanglah nyata.

Caranya terbit lalu tenggelam.
Mengumpat pada gelapnya malam.
Menebarkan cahaya tanpa menuntut balasan alam.
Enyahlah segala tabir yang kelam.  
Kepada angin..
Bawalah bentangan senyum ini kepada barat yang kuingin.
Sampaikan jauh dari naluri bahwa keindahannya melupakan kemarin.

Dwi Pridika
16 Agust 2015 

Terserah

Ketika pautan datang tanpa alasan, tanpa permisi. Kita tertohok terbata, benarkah yang dipandang adalah nyata? ataukan hanya mimpi di siang bolong, yang jika ditepuk langsung terbangun lalu kembali pada semula. Tidak.. ini nyata, ini memang bukan mimpi. Apalah hal ini, aku bagai terjerumus pada ruangan hampa kedap udara yang berukuran tidak lebih dari 1/2 meter kali 1/2 meter. 
Ah.. masih mengeluh dalam tajamnya lamunan. Sulitnya bergerak bagai terikat lekatnya tali. Apalagi melarikan diri. melarikan hatipun terjungkal oleh batu. Ingatan tak mampu menolak tuk lupa. 
Aku tertohok melihat kejadian yang sama sekali belum aku lamunkan. Mengira cahaya yang menampilakan keindahan itu, ku kira akan mampu menjadi penerang yang berguna untuk bunga di taman. Aku kira cahaya itu akan memberi kehangatan. Jauh dari sangka, cahaya itu memilih sebagai lampu yang hanya ketika dibutuhkan, dinyalahkan semaunya dan dengan sentuhan siapa saja. 
Tak ada kesempurnaan yang dituntut untuk menderang. Berhak bila cahaya memang untuk terang. Namun cahaya itu hanya membabi butakan pandangan sebuah hati yang sudah di tetapkan. Persetan akan lidah atau ludah yang dibuatnya untuk berbicara satu kata yang luasnya tak ada ujung. Cahayanya itu tak pernah diminta oleh bunga. Kesulitan memberi cahayanya dengan apa adanya, alami, asri, membangun, hidup dan memberi aroma yang menghangatkan. 
Pastilah, adanya cahayamu itu tak lepas dari tuntutan, tuntutan untuk menyalakanmu, menghidupimu dahulu baruku merasakan terangnya cahayamu, dan dengan daya yang terbatas, lalu kau mati dan lenyap.
Silahkan, mau dengan model apa kau bercahaya. Yang pasti jika kau berteguh hanya sekedar menajdi sebuah lampu. Kau takan dibutuhkan bunga. Terserah..

Wednesday, July 29, 2015

Kita Pemenang


Nyaris...
Diseret diatas jerami tajam hanya mengenakan sehelai bahan pakaian?
Dijoroki diatas tebing berketinggian 1000 meter?
Dilambung keatas langit lalu dihempas tanpa pengaman?
Dicabik-cabik serigala?
Diteriaki dengan toa dengan volume besar persis samping telinga?
Dan segala hal yang menderu jadi beban?
Semua memang beban.. Beban yang tak enyah untuk di eluhkan. Storage memori dalam diri menolak menyimpannya sendiri.
Memilih pasrah pun enggan.
Menjadi pemenangnya adalah pilihan.
Bukankah, selama tubuh ini mempunyai otot, tulang yang sehat, darah mengalir dengan derasnya, hati dan fikiran masih difungsikan sebagaimana kodratnya diciptakan. Tubuh ini masi dapat di gerakan?
Selama itupun juga, kau masih berpeluang untuk menjadi seorang pemenang.
Bahkan, kita hampir lupa. Bahwa kau yang telah membaca inipun adalah pemenang, diantara ribuan sel seperma yang memperebutkan satu sel telur.
Kita dilahirkan menjadi Pemenang.

Dwi.P

Kepada Kau Langit


by google engine

Kepada kau untaian indah yang sulit di ucap hanya dari sebuah bibir.
Kau memecah dari berbagai angan dan tabir.
Kenangan masa lalu membuat jutaan keluh menggetir.
Bukanlah hanya pemenang dari jutaan sel seperma kau lahir.
Memanglah kau pemenang dari berbagi angan dan harapan sebuah lautan dengan kau hadir.

Kepada kau..
Langit yang sesekali mengeluarkan kelabu paduan biru muda dan jingga disetiap kali berganti waktu.
Memberi bayang-bayang sesuatu yang tinggi membuatku bagai terbang tanpa sayap dan bulu.
Memberi nuansa berbeda yang tidak hanya dirasa satu.
Indahnya kau tidak hanya dapat di nikmati indra perasa, namun jauh dari naluri, kau menciptakan jutaan untaian aksara indah yang tak cukup di kuak dengan waktu.

Kepada kau penakluk lautan.
Kita berbeda namun kita memberi keindahan yang sama dari sebuah angan.
Kita pantas untuk melengkapi dan menyempurnakan keindahan.
Langit dan Laut dapat melengkapi dari sebuah keindahan.
Pantas jikalau dipersatukan untuk keabadian.

Ditulis, Pada 26/07/2015
Dipublikasi, Pada 29/07/2015 
Penulis : Dwi Pridika

Thursday, July 2, 2015

Awal Yang Baik Dengan Cermati.com

Add caption

Bulan ramadahan, bulan yang penuh berkah. Bulan yang sangat di nanti untuk kita semua yang beragama Muslim dan berbahagia. Membicarakan soal Ramadhan, pasti tidak luput pula dengan hari yang penuh fitri dari akhir bulan yang suci ini, yaitu Lebaran. Bulan yang tidak kalah di nanti-nantikannya pula dengan kita yang menginginkan kemenangan.

Lebaran jelas waktu yang di nanti-nantikan, bercengkrama dengan berbagai kerabat, memeriahkan kesucian dengan berbagai amal baik, menyiasati dengan ibadah, dan tidak luput pula mengancang-ancangkan rencana di hari H yang fitri itu, seperti memakai baju baru, menata meja dengan berbagai makanan khas lebaran dan mudik ke kampung halaman dengan membawa oleh-oleh, lembaran uang yang beraromakan baru untuk dibagikan ke kerabat-kerabat kecil yang biasa disebut persenan. Itu memanglah bukan menjadi hal baru untuk kita sebagai yang di tinggikan, tetapi membicarakan soal finansial. Seorang yang diataspun tidak lepas dari kata finansial itu. Kadang pemasukan yang besar tidak memungkiri bahwa pengeluarannya juga lebih besar, kalau kata pepatah “lebih besar pasak dari pada tiang”.

Terlagi aku hanyalah anak muda yang baru beranjak dewasa, menginjak dunia kerja yang akupun masih kesulitan membayangkan memegang tumpukan lembaran uang, sedangkan untuk mendapatkannyapun masih terasa sulit. Namun, siapa yang tidak bisa menepis, bahwa hari lebaran adalah hari yang memang menjadi sakral untuk seorang Muslim dan tidak ingin melewati hari yang harus dirayakan itu. Begitupun aku, yang ingin merayakannya dan sudah tidak mungkin juga aku yang sudah besar ini masih menjulurkan tangan untuk sekedar meminta beli baju barun dan persenan, akan terasa aneh. Akupun harus melakukan sebaliknya, membeli baju baru sendiri dan adik, membantu kebutuhan lebaran di rumah, dan mungkin pula membagi persenan kepada sanak saudara yang lebih membutuhkan.

Mempersoalkan hari kemengan yang berkaitan dengan finansial. Aku mempunyai beberapa ancang-ancang rencana, untuk memenej hal itu yang tidak lepas dari kebutuhanatau sebut saja Resolusi LebaranKu. Aku mungkin termasuk golongan remaja dewasa yang mempunyai berbagai Planing dan Rencana untuk berbagai hal yang akan di hadapi termasuk Resolusi Lebaranku ini. Aku tidak mungkin mengandalkan penghasilanku dan dari THR (Tunjangan Hari Raya) saja, aku berusaha mencari jalan lain untuk menambahi pendapatanku. Terlagi, aku rajin sekali memegang kalkulator di meja kerja untuk menghitung pemasukan dan pengeluaranku yang tidak seberapa ini. Aku selalu miris melihat angka-angka itu, kenapa tidak, memang tidak seberapa, tapi jika berturut-turut dilakukan akan habis pula uangku yang tidak seberapa ini. Dan aku mulai memenejnya, dengan lebih mengiritkannya lagi seperti memprioritaskan kebutuhan, aku lebih memilih membeli sesuatu yang paling aku butuhkan dari yang aku butuhkan. Karna dari perhitunganku saja, jika aku ingin merayakan lebaran itu aku sudah tau di angka berapa, sedangkan angka yang aku dapat akan kurang bila aku tidak mencari sambilan lain untuk menambahi pemasukan.

Aku hampir lupa, aku punya kemampuan mendesain dan Fotografi, aku berusaha memperjualkan diri untuk jasa yang aku bisa itu. Aku berusaha menawarkan jasa Desain dan Fotografiku ini melalui kerabat, mulut ke mulut dan media social. Awalnya memang aku belum mencoba karna aku terlalu pesimis atau mungkin segan. Namun setelah aku coba ternyata aku bisa, dengan berpenghasilan setengah dari gajihku. Terlagi aku tersadar bahwa dari hasil kemampuanku itu dapat menghasilkan suatu Produk Komoditas yang mungkin dapat menjanjikan di prospek industri kreatif yang saat ini menjadi Eranya. Waw.. untuk sebagai orang yang newbie sepertiku, aku sudah merasa semakin optimis untuk itu dan aku lanjutkan.

Kembali ke Resolusi Lebaranku. Dengan perhitungan yang aku dapat, aku sudah bisa mengukur pemasukan dan pengeluaran, akupun masih melakukan usaha Resolusi Lebaranku itu dengan semangat keras. Sesekali aku luangkan waktu kosong untuku sekedar refreshing di hari libur dengan keluarga dirumah dan keluar untuk menghirup udara segar. Tidak luput pula merencanakan apa saja yang harus di persiapkan hari raya nanti. Dari sedikit rencana yang aku sebutkan tadi, aku sedikit merasa lega untuk merayakan hari kemenangan atau lebaran itu dengan senyum membentang.


Dan sampai sebelumku dapat menulis tulisan ini, aku sempat menemui Produk-produk yang ditawarkan dan memungkinkan aku mempermudah mengambil keputusan yang tidak jauh dari situasi finansial apapun itu dengan lebih tepat dan cermat. Yaitu aplikasi Cermati yang dapat di lihat di https://www.cermati.com/ yang mana di dalamnya tersedia berbagai Produk-produk yang dapat membantu kita dari berbagai informasinya seperti Kartu Kredit, Kredit Tapa Anggunan, Kredit Multiguna, Artikel Keuangan, Kredit Motor, Tabungan, Tabungan Berjangka, Deposito. Dan diantara salah satu produknya aku sangat suka sekali produk Artikel Keuangannya, akupun mulai membacanya secara rutin. Disitu jelas banyak sekali postingan artikel yang sangat bermanfaat. Mungkin akupun sebagian dari korban yang sempat terpuruk dan bangkit setelah mebaca Artikel-artikelnya yang sungguh luar biasa. Berbagi ilmu secara geratis, terlagi ada aplikasi dan produk-produknya yang dapat mendukung dan membantu untuk mengembangkannya. Contohnya, aku sempat mempromosikan produk ini ke bosku, dimana diapun sedang kesulitan finansial dengan usahanya dan alhasil diapun tertarik dengan aplikasi Kredit Multi Guna yang disediakan untuk mencobanya. So.. pada intinya, produk Cermati memang berhasil untuk dapat menjadikan orang indonesia cermat berfinansial.

@CermatID #ResolusiLebaranKu

By: Dwi Pridika @uwinde

*Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Resolusi Lebaranku Bersama Cermati.com

Sunday, June 28, 2015

Tentang Rasa

Begini rasanya menyayangi sendirian
Begini rasanaya pula pura-pura tak menyayangi
Mungkin rasa melengkapi itu hanya sekedar angan
Tapi aku sadar, akan ada waktu yang pantas untuku nyatai

Aku memanglah wanita bodoh
Membawa rasa ini bagai tergopoh-gopoh
Walau ku tau diri ini tidak selalu kokoh
Tapi jarak bayang wajahmu tidak pernah jauh

Sesekali aku berusaha tuk meraih tepi
Ombak itu mencoba menyeretku kembali
Sesaat itupun juga aku tak mampu mengucap kata tapi
Karena rasa itu sudah meresap hingga ke hati

29-06-2015
Dwi Pridika 

Tuesday, June 23, 2015

Adiku Sayang

ada yang telfon cuma pengen mamerin "udah punya temen baru dong" ya walau ujung-ujungnya minta pulsa-__- so to the what?? gak penting banget gitu kan.. dan terlagi temen barunya hanya anak kecil kelas 2 SD, temennya disuru ngomong sama gue dan gue denger ngomong huruf 'R' aja gak becus. gue rasa sih dia ngomongnya sambil ngacay dan hidung meler juga wkw-__- gue gak tau mereka bermain apaan aja, mungkin masak-masakan atau juga nyisirin rambut barbie. e tapi gapapa mending main sama yang kecil kecil dari pada sama yang gede gede kebelinger. hih.
Intinya?? seneng aja bisa nyaksiin pertumbuhan keluarga sendiri terutama adik, dimana gue sebagai kakanya *cihuy. Dimana adek gue yang sedikit lagi pake putih abu udah bisa memilah pergaulan. Dia gak pernah minder dari eksistensi yang teman-temannya miliki. Disetiap ceritanya dia udah bisa beropini mengenai teman-teman dan lingkungannya yang baik dan yang buruk, mana yang harus dia dekati dan harus dia jauhi, apa yang harus dia lakuin dan apa yang harus dilakuin sekedarnya, apa yang harus dia hentikan dan apa yang harus dia kejar. Gue juga gak bisa ngasi apa-apa selain suporting, memberi gambaran dari mimpi-mimpi besar dan berusaha menjadi pendengar yang baik dari apa yang suka dia eluhkan, mengenai aktifitas dia, sekolahnya, bahkan saat dia jatuh cinta. yaa walau gue tau dy pacaran ngumpet-ngumpet tapi gue tetep merhatiin. walau ada sindiran sinis dan hentakan bernada tinggi yang suka bikin dia nangis. yaa semata-mata itu bukan bentuk ketidak adilan dibandingkan sejaman gue dulu yang gak ada batasan batasan untuk bergaul dan berperilaku, karna kekurang terbukaannya gue terhadap orang tua. Untungnya diri gue sendiri yang dapat mengendalikan batasan-batasan itu. 
Pokoknya Erda harus lebih baik dibandingkan kakaknya ini. Banyak kegagalan yang sudah di petik jadi pelajaran. dan pelajaran berharga itu dapat gue pentik buat lo adik gue Tersayang smile emoticon
Terus berjalan, risaukan dan lupakan yang menjadi kau bagaikan terbelakang, jangan sesekali tengok kebelakang, majulah.. di depan sudah ada yang menanti yaitu masa depan yang lebih baik, kejarlah dan selesaikanlah smile emoticon 
kalau lo pernah liat gue mimpin di sebuah organisasi dan lo berkata gue sok bijak lah, puitis lah atau apalah. Dengan bangga gue juga bangga punya adik kayak lo bisa menggurui lo dengan menyaksikan dan menjadi ibu ke dua setelah Mamah smile emoticon ({}) kiss emoticon heart emoticonIntinya?? seneng aja bisa nyaksiin pertumbuhan keluarga sendiri terutama adik, dimana gue sebagai kakanya *cihuy. Dimana adek gue yang sedikit lagi pake putih abu udah bisa memilah pergaulan. Dia gak pernah minder dari eksistensi yang teman-temannya miliki. Disetiap ceritanya dia udah bisa beropini mengenai teman-teman dan lingkungannya yang baik dan yang buruk, mana yang harus dia dekati dan harus dia jauhi, apa yang harus dia lakuin dan apa yang harus dilakuin sekedarnya, apa yang harus dia hentikan dan apa yang harus dia kejar. Gue juga gak bisa ngasi apa-apa selain suporting, memberi gambaran dari mimpi-mimpi besar dan berusaha menjadi pendengar yang baik dari apa yang suka dia eluhkan, mengenai aktifitas dia, sekolahnya, bahkan saat dia jatuh cinta. yaa walau gue tau dy pacaran ngumpet-ngumpet tapi gue tetep merhatiin. walau ada sindiran sinis dan hentakan bernada tinggi yang suka bikin dia nangis. yaa semata-mata itu bukan bentuk ketidak adilan dibandingkan sejaman gue dulu yang gak ada batasan batasan untuk bergaul dan berperilaku, karna kekurang terbukaannya gue terhadap orang tua. Untungnya diri gue sendiri yang dapat mengendalikan batasan-batasan itu. Pokoknya Erda harus lebih baik dibandingkan kakaknya ini. Banyak kegagalan yang sudah di petik jadi pelajaran. dan pelajaran berharga itu dapat gue pentik buat lo adik gue Tersayang smile emoticon 
Terus berjalan, risaukan dan lupakan yang menjadi kau bagaikan terbelakang, jangan sesekali tengok kebelakang, majulah.. di depan sudah ada yang menanti yaitu masa depan yang lebih baik, kejarlah dan selesaikanlah smile emoticon
kalau lo pernah liat gue mimpin di sebuah organisasi dan lo berkata gue sok bijak lah, puitis lah atau apalah. Dengan bangga gue juga bangga punya adik kayak lo bisa menggurui lo dengan menyaksikan dan menjadi ibu ke dua setelah Mamah smile emoticon ({}) kiss emoticon heart emoticon

Erda Juwita Oktiara (Adiku Tersayang) :)

Wednesday, June 17, 2015

Pertanyaan atas Pertanyaan

Kenapa harus kau. Membuat perasaan ini semakin meneriaki namamu untuku manjakan. 

Kulangkahkan kaki dengan wajah penuh penasaran dan hati yang penuh dengan debaran. Aku masih mempertanya pertanyaan atas jawaban ini. Kenapa kita bisa duduk bersama berbagi cerita dan sedikit keluh-kesah. Berbicara dengan nada lembut sedikit manja. Awal ini memberi kesan manis atas kepahitan.

Sebelumnya aku belum pernah melakukan hal konyol ini. Bercengkrama dengan salah seorang yang akupun tidak tahu asalnya dari mana. Setelah kutatap, mungkin kamu makhluk yang sengaja dikirimkan tuhan untuku. Dengan keajaiban sayap-sayap malaikat menerbangkan kau tiba difikiranku untuk menggodaku dapat menghampirimu.

Hey kamu.. Apa kabar? semoga tetap dalam lindungan Allah.SWT.
Masih ingat saat malam-malah itu. Malam penuh labil. Selabil aku hingga sampai dihadapan kamu.
Entah apa yang kamu fikirkan mengenai diriku yang konyol ini. Yang pasti aku bahagia pernah sesaat bercengkrama bersamamu.
Masihkah kamu dengan kebiasaanmu itu. Memaksa aku untuk tahu lebih jauh keburukanmu, memakan makanan pedas denga lahap, menceritakan tempat makan yang enak, menceritakan kehidupan kampus yang pelik, keluh kesah atas kehidupan ekonomi yang fana ini, bicara hal konyol tentang dirimu, dan yang aku menolak lupa, yaitu menggodaku untuku benci terhadap dirimu, dengan tutur katamu membuatku ilfil, kesal dan sedikit jengkel, namun tidak  sama sekali membuat kau berhasil untuku benci. 
Aku ingat betul. Pertama kali kulihat dirimu, tanganmu yang sesaat memainkan rambutmu yang terlihat gondrong dan yang terakhir kalinya bertemu dirimu yang mencoba keras mengejeku dengan gerakan menyikut tanganmu kebelakang sesambil kau mengendarai motor itu :3 Si mas mas pengendara motor hijau ceper, yang dibeli dengan DP hasil keringatnya magang di jaman SMK dulu, dan di pertemuan  yang terakhir berusaha ingin menodai aku. Ah konteks terakhir itu membuat aku tidak sama sekali tercengang, justru membuat tingkat penasaranku menaiki level pada umumnya. 
Kenapa pula kau dapat membuat aku terus bertanya atas pertanyaan. Jawaban yang kurasakan ini menimbulkan pertanyaan dari pertanyaan. Kenapa hatiku selalu yakin bahwa kau tidaklah seburuk itu, kenapa keburukan yang kamu utarakan membuat aku semakin terkesima atas nama dan bahkan dirimu. Bukankah keburukan itu harusnya aku jauhi dan bahkan tinggalkan. Namun jawaban ini memberikan hal lain atas dirimu. 
Aku memang membenci hal diluar batas. Tetapi bukan pada dirimu.
Konteks konteks yang tidak sedikit kamu ucapkan tidaklah lazim. Tetapi aku terus merasa yakin. 
Mungkin aku sebagian dari wanita aneh, tetapi aku sangat menikmati keanehan ini. Termasuk aku dapat mendambakan seorang dirimu.
Aku perhatikan setiap tutur kata, dan gerak gerik lakumu. Aku berani bersumpah, bahwa kau tidaklah seburuk aku. Kau hanyalah seorang pria yang natural atas apa yang kau miliki. Kau sangat menyukai kejujuran dan keterbukaan. Walau hal yang akan kau utarakan dalam konteks yang dapat dipandang negative. Bahkan kau belum pernah merasakan gonta-ganti pacar lebih dari lima kali seprti aku:( 
Taukah kamu.. Disetiap kali kau berbagi cerita dan sedikit pengalaman buruk. Diriku ini tidaklah sama sekali benci pada dirimu. Justru aku semakin tertarik atas apa yang kau utarakan. Karna kurasa kau itu Unik
Sesekali akupun merasa sedih, seketika aku teringat terakhir kita jumpa. Benar-benar tidak ada interaksi lagi. Akupun merasa enggan untuk menghubungimu lagi, karna kurasa hari itu aku merasa tidak pantas, entahlah, akupun tidak paham dengan apa yang aku rasakan sendiri apalagi yang kamu rasakan. Diam adalah keputusan paling tepat. terlagi dasarnya kau memang tidak pernah mengirimkan pesan singkat terlebih dahulu kepadaku. Yang aku ingat pasti, terakhir kau hanya menyodorkan tangan untuku membalas dengan tepukan setelah aku bilang "lo berhasil buat gue kesel hari ini" lalu kau ucap "hati-hati dijalan" lalu pergi. 
Mungkin bukan hanya aku wanita yang tertarik atas keunikan dirimu. Disaat itupun juga aku berhenti bermimpi dapat disamping kamu dalam artian lain. Kurasa kau hanyalah sebagian pengisi indah dalam relung waktu yang singkat ini. Memang aku mengagumimu, tapi tidak untuk memilikimu. Terlagi aku tau, kau adalah pria tangguh yang tidak suka main-main atas apa yang kau jalani untuk masa depanmu, dengan begitu kau tak mungkin dapat diganggu oleh wanita aneh dan tidak sama sekali penting sepertiku, Mungkin hal itu juga yang membuat kamu sebagi objek yang aku kagumi :)
terlagi aku sempat mengelabuhi kamu untuk konteks yang kerap membuatku kesal, sesungguhnya aku lakukan bukan karna aku suka membual, melainkan karna aku juga ingin tau pasti kebeneran dirimu. 

Dan aku.. tetaplah aku si wanita aneh dengan penuh rasa pecundang dalam diam. Yang hanya bisa memunafikan diri dan memberimu doa untuk Allah segera menjawab atas doa doamu. :)

Thursday, April 9, 2015

Berganti Domain


 Hay hay hay.............. :D
Kini Dwipridikart telah berganti Domain lho..
Dari yang sebelumnya dwipridikart.blogspot.com menjadi www.dwipridikart.com
Dengan bergantinya domain, pasti lebih kelihatan keceh dan ngeHitz dong.. ehehe.
ups.. bukan memperkeceh dan memperngeHitz aja tujuannya. Tapi ini bentuk keseriusan kita untuk bisa berkarya dan menghasilkan nilai jual agar mudah di akses dan terngiang di  khalayak. bener apa benerrr? bener lah yak ehehe :D 
Kok bisa sih dari Blogspot menjadi Nama sendiri? wah.. jelas bisa dong, kita cukup memebeli DOMAIN dimana domain itu bisa kita dapat dengan kisaran harga $20 atau Rp.200.000 perTahunya.. bukan cuma domain itu saja yang kita dapat gais.. tapi dengan kita mengakai Domain pribadi, kita dapat mengakses laman dengan Hosting/Space yang lebih besar pula, sudah sepaket gitu. 
Jadi yang biasanya kalian memakai Free Domain/Domain Gratis seperti (blogspot, wordpress), kapasitas Hostingnya lebih rendah atau bahkan sangat rendah, dan banyak menimbulkan pengguna domain geratis memakai/menyewa jasa Hosting untuk memperbesar Space/Kios Situs miliknya.
Hosting dalam situs web dapat diartikan sebagai Space/Kios Toko yang mempunyai isi dari barang-barang jualannya, semakin besar toko semakin banyak juga barang dagangannya masuk dan begitupun sebaliknya. Nah.. sama halnya dengan Hosting di situs web/blogspot, semakin besar space Hosting, semakin besar juga daya tampung postingan kita. 
Sekarang sudah kebayang dong. perbedaan, keuntungan dan kerugian Free Domain dan Domain Prabayar.
Jelas Domain Prabayar lebih menguntungkan untuk kita menseriusi dunia WEB dong..
Ayooo.. kapan lagi punya domain sendiri, memakai space hosting sesukamu dan yang pastinya memperkeceh dan memperngeHitz akun situs milikmu.
Jika kalian minat bisa hubungi kami di Kontak Shop kami Disini.

Cukup sekian dulu Reference dari uwiii.. nanti bisa dilanjut lagi dalam perbincangan yang lain dan yang pastinya bermanfaat ehehe :D
Check it out and dont miss it guys.... :)

Tuesday, April 7, 2015

DP LOGO

(Logo DP/Dwi Pridika. Est 2013)


Logo ini di buat pada pertengahan tahun 2013 dan di publikasikan pada awal tahun 2014 sampai saat ini.
Logo ini dibuat sedemikian rupa agar mudah di-visualisasikan dan memberikan karakteristik kepada penglihat. 
Jelas betul itu seperti Origami yg dibentuk menjadi huruf “dp” yaitu Inisial dari namaku sendiri yaitu Dwi Pridika. Kenapa berbentuk origami?? hmm.. Origami itu diartikan dalam suatu bentuk kesenian modern, artinya hasil karyaku modern, e tapi bukan berarti meninggalakan cintaku terhadap bentuk kesenian lama.. 
Right!… Warnanya kenapa gradasi dari biru dan diakhiri kuning??  ini karakteristik yg mungkin bisa orang dapatkan dariku hehe:) Gradasi itu adalah Perubahan dari gabungan antara perpaduan citarasa. Kenapa harus dari warna biru? biru itu warna yang luas,tinggi dan memberikan kebebasan. Hijau? yeaah.. hijau memberikan nuansa alamiah “be youre self” dan kuning adalah warna inti pada tujuan yg menggambarkan banyak citarasa mengenai rangsangan aktivitas mental, perasaan dan menarik perhaian *ini saya dapatkan dari salah satu ilmu Psikologi mengenai Arti dari setiap warna* Sooo?? warna warni dongg karakteristik seorang Dwi Pridika. begitulah gaezzz.. bisa kita simbulkan, bahwa sebuah logo diatas bukan hanya sekedar logo biasa but.. memberikan Arti sebagai Karakteristik,Harapan dan Opini mengenainya.

Mungkin ini dapat dijadikan sebagai Perkenalan awal dariku ehehe :p
begitcuuu :) 

Tuesday, March 31, 2015

Photo Toys






Sesi Photo Toys.

Hasil dari bimbingan Om Yudi, Terimakasih udah ngajarin ngeMicro om :)
Inspiratif banget.
Dalam rangka Kopdar JARI Regional Bekasi, 29-maret-2015. @AlunAlunBekasi.

Kopdar Komunitas JARI Regional Bekasi





Sesi Models Photos.
Oleh-oleh dari Kopdar Komunitas JARI Regional Bekasi, 29-maret-2015. @AlunAlunBekasi.
Talent : Annisa.
FG : Dwi Pridika
Camera : Cannon 1100D.
Lensa : Kit, Manual Zoom.
Picture Style : Landscape.

Wednesday, March 25, 2015

Belum Ada Judul

"From time to wade through all this time , you will cross to stand there, pick up the future."

Foto ini di ambil waktu telat dateng Kopdar JARI Regional Depok, daripada gabawa apa-apa jadi ngambil Landscapenya aja hiks.
Awalnya foto ini buat oleh-oleh gitu ceritanya. buat kak Lina & kak Farha yang gak lama lagi bakal jadi sarjana di Universitas Indonesia *oleh-oleh kebetulan* dan yang pastinya bakal di wisuda di gedung balairung sebrang sana (yang bergenteng coklat, samping kanan tengah).

hmm.. tiba-tiba keingetan foto ini... ini di alihkan kembali bahwasannya gak cuma sekedar oleh-oleh buat seseorang but.... i can stand there nantinya *aamiin. kenapa bisa begitu?? aku gak cuma berdiri disana untuk menyaksikan orang-orangku berToga, dan memberikan selamat kepada mereka. Aku juga akan berdiri disana untuk menjadi peserta wisuda dan yang pastinya diberikan selamat pula dari orang-orang yang kusayang dan menyayangiku :))) demi apapun aku bahagia tiada tara (kalau) hal itu terjadi. Ya walau bukan di kampus yang sama dengan temanku itu Universitas Indonesia tetapi judulnya kan aku akan di wisuda di sana dengan setatus mahasiswa di salah satu PTN yang mana masih satu lingkup dengan UI itu, hehe.

Iya, saat ini aku yang sedang kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di daerah Kebon Jeruk dengan Prodi Desain Komunikasi Visual. Jurusan yang benar-benar aku idam-idamkan semasa SMK dulu. Akan tetapi idaman tinggalah idaman. Kini aku bukan mahasiswa aktif di PTS itu lagi, jelasnya saat ini aku hanyalah mahasiswa pasif, yang mungkin akan jadi (mantan) mahasiswa di perguruan tersebut yang sempat aku relakan tumpahan keringat untuk mendapatkan ilmunya itu. Karna untuk kuliah di tempat itu aku harus berkerja di salah satu perusahaan swasta di daerah Manggabesar Jakarta Barat, untuk memenuhi biaya kuliahku tersebut. Tetapi pada nyatanya untuk kuliah di Perguruan itu dari penghasilan yang kudapat tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku. hanya pas-pasan untuk memenuhi biaya kuliah saja tanpa biaya hidup. Aku terus mencari kerja sambilan dari sedikit kemampuan yang kupunya untuk memenuhi biaya hidupku. Allahamdulillah, bahkan saat di kantung hanya tersisa 2000 rupiah dan posisiku masih jauh dari tujuan Allah selalu memberikan jalannya karna signal keyakinanku bahwa aku mampu bertahan. Karna tujuan awalku bekerja untuk berpendidikan tetapi apa yang kudapat, saking sibuknya mencari dan mengais rezeki, pendidikanpun bagaikan di nomor duakan. Apakah itu masih disebut tujuan jika nyatanya tujuan itu dituntut untuk di kesampingkan? nauzubilla'iminzaligh. Ini yang aku alami. disini aku sempat merasa jadi orang terpuruk. aku terus merenungi dan fikirkan matang-matang, apa langkan kedepan yang akan dan harus aku ambil.

Orang tuaku yang memang terhambat ekonomi sudah lepas tangan dengan pendidikanku seusainya aku lulus SMK. Dikarnakan orang tuaku masih mempunyai tanggungan yaitu adiku yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Hal itu tak menyurutkan semengatku untuk berpendidikan. Jarak yang jauh ku tempuh, badan kering kerontang tak menyurutkan aku tetap berlari untuk mengejar hal itu. yaa.. Aku mengejar angan yang sempat salah saudaraku bilang "mana mungkin kamu dapat kuliah, biaya kuliah itu mahal, orang tuamu tak mampu untuk itu". Itu memang tamparan keras untuku, menyisakan tangis tidak sama sekali untuku, aku dendam untuk apa yang mereka bilang. Aku dendam dengan anganku itu bahwasannya aku harus meraihnya. Iya harus!!.
Jika bintang nan tinggi disana dapat ku lihat dari kejauhan kenapa aku tidak dapat menghampirinya? alat pendukung untuk mendekatinya ada yaitu kapal. Sama hal'nya seperti aku mengejar anganku tersebut, anganku yaitu dapat berpendidikan setinggi mungkin, menjadi wanita Terdidik dan Istri yang shalih itulah sejatinya dambaan berikut impianku, dan kapal bagaikan alat pengantarku untuk menghampiri anganku, disini kapal aku tempatkan sebagai kesempatan dari Allah agar aku masih tetap berdiri tegar di muka bumi ini, menjalankan yang terbaik dari apa yang aku jalani, dengan di berikan kesehatan yang bak luar bisanya dari kehebatan tips seorang Dokter terkenal, karna memang aku belum pernah merasakan ke Dokter spesialis dari apa penyakit yang ku derita, hanya ke dokter-dokter yang ada di Puskesmas yang hanya dapat memeriksa,memfonis dan memberikan resep obat *sudah lumrah* namun hasil tetaplah sama.

Seperti biasa yang semua orang kenali. Dwi Pridika adalah wanita hebat yang pada saat di hujat dia hanya dapat terdiam. Bagikan pohon yang di lempar dengan batu tetapi pohon itu membalasnya dengan buah :). Allahpun tidak diam bahkan dia memberikan hal yang setimpal dari apa yang pernah aku alami, hingga tidak dapat ku ucapkan satu persatu atau dengan untaian kata kebahagiaan yang kudapat, because just me and god the know:) kekuasaan Allah yang ku syukuri tiada hingga karna aku masih di beri kesempatan juga untuk mencintai diri sendiri dimana sejatinya mencintai diri sendiri yaitu Obat Terampuh yang tiada tandingannya di jagad raya dunia ini terkecuali kekuasaan Allah s.w.t, untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit hati, iri, dengki, syirik, fisik, jiwa, raga dan sebagainya. Hanya kuasanyalah yang dapat mengendalikannya tiada yang lain selain dari cinta pada diri sendiri.

Dari hal yang aku putuskan untuk mengakhiri pendidikan di perguruan itu, di hujat dan di jatuhkan mati-matian, Akan tetapi tidak sama sekali penyesalan terlewat di benaku. Karna hal baru dari usaha baru menghampiriku untuk mengejar Cita-citaku yang baru se-usainya aku lepas dari Perguruan itu. yaaa.. aku mendapat berita yang sungguh sangat mengembirakan. Dari hasilku merujuk kepada sekolah SMK dimana dulu aku sempat belajar dan mengukir prestasi kecil disana. Dengan informasi yang kudapat mengenai Beasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negri di Jakarta, aku mengajukan diri untuk dapat menjadi peserta Beasiswa untuk jalur masuk PTN tersebut. Batu kerikil dan debu-debu dijalan tetaplah ada sama halnya seperti jalanku untuk mengajukan itu, seperti aku masih ada tunggakan walaupun aku sudah lulus, ijazah belum di tebus,dari beberapa pihak mengekang bahwa aku tidak berhak untuk itu karna saat ini statusku adalah alumni. Tetapi dengan Bintang yang terus menerangi dan semakin menderang bagaikan anganku yang semakin hari semakin mengikat pikiranku, akupun terus dan terus mengejar dan mendorong pembimbing dimana dia menjadi panitia untuk mengurusi hal itu. yang pada akhirnya mereka semua dapat menerimaku untuk mengikuti itu dengan baik :) Semua itu tidaklah aku lakukan dengan paksaan akan tetapi dengan usaha kerasku (untuk meyakinkannya) bahwa aku layak. Karna aku tau saat itulah Pilihan anatara Ya,Tidak atau Tidak sama sekali maka tak kubiarkan satu masalahpun ku jadikan kendala demi tercapainya apa yang ingin ku raih.

Kini aku masih tetap bekerja, menjalankan kewajibanku, mencari dan mengais Rezeki yang harus kudapat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meringankan beban keluargaku. Aku direncanakan dan ditawarkan banyak kesempatan oleh Bosku untuk menjalankan beberapa usahanya kedepan dengan baik dan sesuai kemampuanku. Tetapi tawaran itu tak mengikis aku untuk terus meraih anganku bercita-cita menjadi wanita berpendidikan. Terlalu cinta aku untuk pependidikan. Dengan aku jujur dan berterus terang kepada atasanku bahwa aku sudah terdaftar sebagai peserta di perguruan itu, sudah aku ikuti beberapa tahap yang harus di lalui. Tinggal beberapa waktu lagi aku menunggu dan menjalani tahap-tahap selanjutnya. dengan aku meyakinkan bosku seperti itu sungguh sebenarnya aku tidaklah sanggup bagaikan paksaan pada diri sendiri yang mau tidak mau harus tetap dijalani, Karna sesungguhnya dialah Guru besarku yang banyak merubah Mindset dan Pola fikiranku dari yang sebelumnya, mempertemukanku kepada orang-orang hebat seperti dia yang buatku makin terinspirasi lagi untuk menjadi sepertinya, seperti mereka atau seperti siapapun itu yang berhasil meraih kesuksesannya.
Aku layaknya anak kandung baginya. yang seraya sesewaktu dia menceritakan keluh kesahnya kepadaku bahwa aku adalah pendengar yang baik baginya, tanpa melihat seberpa muda atau tua diriku ini, lucu sekali memang, dan di dongengkan cerita-cerita indah yang menginspirasi dan membuka lebar jendela fikiranku hingga aku tertidur dan bermimpi. yaa.. secara tidak sadar aku terus bermimpi dan mengembangkan mimpi itu yang tidak jauh dari anganku itu, menjadi Wanita berpendidikan dan Istri yang shalih. Dengan sikap,ketegasan dan kedermawanan atasanku itu, alasan yang aku utarakan kepadanya bukanlah masalah atau kekecewaan baginya (mungkin), yang pasti dia sangatlah menerimanya dengan baik dan lapang dada, malahan yang ada dia mendukung keras bahkan dialah yang menjadi pendukung dan memotivasikanku sebelum orang tuaku memberikan hal itu. Dan lagi-lagi sikap kedermawanannya itu masih tetaplah ada ketika nanti aku lepas sebagai karyawan di perusahaannya itu. karna dia membantuku untuk memikirkan apa usaha atau penghasilan yang bisa aku dapatkan nanti. subhannallah. dia tidak lepas tangan begitu saja kepada anak angkatnya ini yang walaupun ditinggal nantinya *bak pergi jauh*. Kedua orang tua kandungku hanya dapat mengais cerita-cerita suka dukaku dan selalu mengulangi pembicaraan ini "mamah dan ayah sudah tidak bisa memberikan materi apapun untukmu nak, tetapi mamah dan ayah yakin kamulah yang akan menaikan derajat keluargamu lagi yang dulu sempat berada di atas dan jatuh hingga dasar. ayah dan mamah hanya bisa mendoakanmu tanpa bicara banyak. karna kamulah yang menjalani dan memilih. kami selalu mendoakan dan kamu harus selalu lah ikhtiar yang terbaik untukmu anak-anaku" itu perkataan orang tuaku yang aku siamk dan takan pernah kulupakan sampai kapanpun, dan pastinya menjadi mendorong untuk menuju hal yang aku tuju. Akupun tersadar, bahwa lepas tangannya orang tuaku untuk memenuhi kebutuhan ekonomiku, namun tak memutuskan orang tuaku untuk mendoakan segalanya yang terbaik untuku dan keluarganya. Bahwasannya do'a lah bekal terbaik dari yang terbaik. Tidak sama sekali pantas dibandingkan ekonomi atau materi apapun. subhannallah.

Memang ini bukanlah titik akhir dari ceritaku, anganku belum sama sekali tercapai. Tetapi setidaknya dari hasil usahaku tadi lah yang sudah membuktikan bahwa Peluang tetaplah ada di sekitarku. Peluang itu ada di mana-mana dan banyak rupanya, tinggal kita yang memeilih dan memilah mau peluang yang seperti apa dan bagaimana layaknya perjalann hidup. Aku mengetahui peluang itu datang bila aku memang benar benar siap melangkah dan allah yang akan menghantarkan. Hanya butuh keyakinan untuk mendapatkan kesempatan sekalipun. Kesempatanlah yang menjadi jembatan penyebrangan untuk kita sampai di sebuah tempat dimana tempat itu adalah titik kesuksesan. Kesempatan sekecil apapun itu tetaplah judulnya kesempataan dimana dari kesempatan kecilah akan menjadi kesempatan besar untuk kesuksesan yang besar. BELIVE IT!!

Tuesday, March 24, 2015

Models Photos





(Event Bonenkai, Hotel Salak Bogor)

(Dalam rangka iseng)





(Fun Hunting w/Komunitas Jari, Sentul Bogor)

Tuesday, March 17, 2015

Diam Yang Bersebab

Seperti biasa sore ini bergegas merapihkan meja kerja, beranjak dan jalan menuju stasiun kereta. iyaa seharusnya seperti itu bergegas dan beranjak pulang dengan fikiran yang tenang karna telah usai waktu kerja hari ini, beristirahat dan menyelonjorkan kaki sesampainya di peristirahatan diruma. Tetapi untuk hari ini tepatnya sore ini tidak seperti itu, aku tetap lelah entah lelah apa ini yang pasti badanku tidak sama sekali pegal, tubuhku tak sama sekali terlihat lunglai, dan beban kerjaanpun sudah usai. Lalu apa yang membuat aku lelah??

Sesekali kufikir hanya butuh hitungan detik untuku mengecek seculik Media Social yang biasanya aku klik di Notification, melihat pemberitahuan apa saja yang aku dapat, dan seperti biasa juga tak ada yang penting untuk aku tindak lanjuti membalas komentar atau melihat postingan teman di grup. Postingan baru dari salah seseorang teman di FBku terlintas berkedip, yaaa... itu bukan hanya sekedar teman FB bagiku tetapiii.. hmm.. aku mau dia bukan hanya sekedar teman FB'ku....iyaa.. but.. i just wanna his... with.... ever. argh..!! lupakan...

Postingan itu tidaak sama sekali penting untuku, apalah postingan itu.. postingan keluhan yg biasa pada umumnya mayoritas pengguna medsoc menulis status, gak heran. Lalu apaaa? kenapa status itu memancing aku untuk menindak lanjutinya, apa yang menggodaku hingga ingin di tindak lanjuti? apa alasan dan sebabnya? Hanya sekedar komentar dari salah satu wanita dengan perkataan biasa namun menggodaku menindak lanjuti untuk mengetahuinya. Aku terus bertanya, siapa dia? ada hubungan apa dengannya? dan bagaimana dia??

Tak kufikirkan lagi kapan aku harus beranjak pulang dari meja kerjaku ini. Aku sangat apresif sekali untuk mengetahui hal itu, hal yang sepele tapi yang membuat kadar ke-kepoanku sangat meningkat. Ternyata kepekaanku terhadap itu atau (rasa ini) benar, wanita itu bukan wanita sepertiku, iyaa jelasnya dia wanita cantik yang mungkin bisa memandangi pria itu kapan saja dan menghubunginya kapanpun ia mau. sedangkan aku? aku hanyalah wanita yang tak sebanding parasnya dengan wanita itu, apalagi untuk memandangnya bahkan untuk menghubunginyapun tak ada respon feedback satu patah katapun hh..

Entah apa yang membuatnya aku sangatlah berbeda dengan wanita itu. eitsss.. gak ada kata kecewa pada diri sendiri. Aku memang seorang wanita bodoh tetapi aku pastikan dikala waktu itu datang, waktu dimana aku harus menjemput seorang pangeran yang mengundangku untuk datang. dia akan kuberikan rumah disetiap kali dia berpulang, aku akan menjadi tempat tidurnya yang sangat nyaman di muka bumi ini, aku akan menjadi mengais ceritanya, aku akan mendirikan sebuah bahtera kebahagian lahiriah maupun batin bersamanya, tapi bukan saat ini melainkan nanti pada saat waktunya datang.

Jelasnya aku hanyalah wanita terabaikan yang hanya bisa menunggu kapan waktu itu datang. Waktu dimana aku harus menegaskan apa arti dari diamku ini.
Diam yang bersebab, sebabku ingin menjadikan kamu di Jannahku.

-Dwi Pridika-

My Shop

Terima Jasa :

- Jasa Hosting, Change Domain, WEB Desain, Framework.
- Advertising (Gift, Kartu Nama, ID Card, Book, Sticker, Branding, Cover, Banner, Undangan, Poster, Mug, Kalender, Kaos, etc).
- Design Graphic (Sesuai Request).
- Photo & Video (Private, Tour, Prawedding, Concept, Models, Couplle, Event, etc).
- Lukisan (Sketch Pensil).

Semua di kerjakan dengan kinerja Profesional dan Berpengalaman. Dengan kocek harga yang terjangkau dan dapat di negosiasikan. Anda senang kamipun senang :)

Jika minat dapat menghubungi :
Nomor Hp  : 089633352521
Email          : dwipridikart@gmail.com

Dengan mencantumkan, Nama, Alamat Pengiriman, Prihal Pemesanan (Contoh: Advertising, Cetak Sticker). Setelah mendapatkan konfirmasi balasan bisa dilanjuti dengan konsep dan negosiasi harga.
Rentan waktu pengiriman bisa 1day-1week work time (berlaku untuk, Jasa Hosting, Change Domain, Advertising, Design Graphic, Lukisan)

Dapat di Transfer ke :
1. Mandiri A/N Dwi Pridika 115-00-0644477-4 (dapat hubungi contact di atas sebelum dan sesudah transaksi)

FAQ (Frequently Asked Questions) Of DKV (Desain Komunikasi Visual)

Bosen tiap denger pertanyataan Apaan sih DKV itu? DKV itu makanan apa ? sad #ZONK . Nih gue kasih tau tentang apa itu jurusan perkuliahan yang disebut DKV / Desain Komunikasi Visual.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Q : Apaan sih DKV itu?
DKV adalah suatu ilmu yang mempelajari cara berkomunikasi dengan visual melalui media-media tertentu.

Q : Berarti DKV sama dong dengan ilmu seni rupa?
Berbeda. Walaupun dalam DKV juga mengandung unsur seni. Yang membedakannya ialah alasan dalam menghasilkan karya. Seni merupakan ekspresi atau ungkapan dari si seniman yang dituangkan ke dalam suatu karya. Tidak ada unsur komunikasi dalam karya tersebut, sehingga masing-masing audience bisa menafsirkan arti yang berbeda-beda pula dari karya tersebut. Sedangkan di dalam DKV, kita dituntut untuk dapat mengkomunikasikan suatu pesan dalam sebuah karya desain, dan sebisa mungkin pesan itu dapat diterima oleh semua audience dengan pengertian yang sama. Selain itu, dalam DKV juga diperlukan prinsip atau aturan dasar.

Q : Saya jago menggambar, berarti saya juga jago DKV dong?
Belum tentu. Perlu diingat, DKV bukan hanya sekedar menggambar. Banyak orang salah menafsirkan bahwa yang paling penting untuk menguasai DKV ialah jago menggambar. Padahal, masih banyak hal lain yang tidak kalah pentingnya, seperti nirmana (prinsip dasar desain), pengetahuan akan warna, komputer grafis, tipografi, dan banyak lagi.

Q : Saya pernah mendengar bahwa cakupan DKV lumayan luas, bisa dijelaskan lebih spesifik?
Benar. DKV memang luas cakupannya. Secara umum, DKV memiliki dua fokus bidang atau peminatan, yaitu:
1. Desain Grafis : Bidang ini mempelajari pengolahan grafis pada berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Misal, desain-web, desain cetak (buku, majalah, packaging, dll), dan desain logo.
2. Animasi : Bidang ini memfokuskan diri pada pembelajaran elemen visual yang bergerak, seperti, animasi, motion graphic, dan efek-efek visual.

Q : Apa saja yang dipelajari dalam DKV? Ok. Saya akan jelaskan secara singkat pelajaran dasar dalam jurusan DKV ini.
1. Nirmana Datar : Sederhananya, nirmana adalah ilmu yang mempelajari prinsip dasar desain. Dalam pelajaran ini, kita dituntut untuk menerapkan prinsip tersebut seperti, unity, balance, emphasis, dll.
2. Pengetahuan warna : Warna merupakan salah satu elemen yang penting dalam desain sehingga apa yang kita komunikasikan bisa diterima dengan benar oleh audience. Bayangkan saja sebuah perusahaan mainan anak-anak, tetapi hanya menggunakan warna hitam putih dalam desain kartu namanya. Aneh bukan?
3. Menggambar : Salah satu pelajaran penting yang melatih cara kita bervisual.
4. Tipografi : Sebuah disiplin ilmu yang mempelajari huruf dan penataannya.
5. Sejarah Seni dan Desain : Bagi sebagian orang, mungkin ini adalah pelajaran paling membosankan. Tetapi, percayalah, pengetahuan akan sejarah akan memperkaya inspirasi dan wawasan kita dalam menghasilkan sebuah desain.
6. Komputer Grafis : Pembelajaran tentang aplikasi-aplikasi yang mendukung kegiatan desain, seperti Photoshop, Illustrator, Corel Draw, dll.
7. Fotografi : sama halnya seperti diatas, memvisualisasikan bentuk nyata dan terkini.
9. Psikologi : Biasanya ini pembelajaran yg dilakukan sama halnya seperti Seleksi alam/Alamiah (gak ada matkulnya tapi belajar)
10. Teknik Gambar : Naaah!! ini penting binggo utk menghsilkan setiap gambar utk di visualisasikan.
11. Dan banyak lagi sebagainya.

Q : Apakah saya harus kreatif?
It's a must! Salah satu senjata utama seorang desainer ialah kekreatifannya. Oleh karena itu, mulailah belajar berpikir kreatif mulai sekarang.

Q : Prospek jurusan DKV bagaimana?
Melalui pembelajaran DKV, diharapkan dapat bekerja di bidang-bidang seperti, studio desain, periklanan, rumah produksi, desainer web, animator, ilustrator, dan institusi pendidikan.

Q : Bagaimana mengenai biaya?
Tidak dapat dipungkiri, jurusan ini memang memerlukan banyak biaya. Selain biaya kuliah yang lumayan mahal, untuk peralatan dan perlengkapan penunjang kuliah juga memerlukan biaya lebih. Oleh karena itu, kuliahlah dengan sebaik-baiknya. :)

Idealis Or Unidealis

Begini: setiap desainer, seniman entah itu perupa atau seni kriya, dihadapkan pada 2 pilihan
1. Pilihan menjadi seorang seniman Idealis: artinya dia berkarya dengan keunikannya sendiri, ada sebuah elemen yang terus menerus dia pergunakan, memiliki naluri yang lebih bebas dan cenderung tidak bisa di intervensi. Nah identitas seniman ini lebih kelihatan… biasanya berkarya untuk memenuhi kepuasan pribadi dan tidak peduli orang lain mau suka atau tidak. Dan berkepribadian nyentrik.

2. Pilihan menjadi seorang seniman Unidealis (pekerja seni) artinya karya seninya bisa diarahkan, biasanya untuk tujuan corporate atau komersil sesuai kebutuhan. Lebih menitik beratkan kepada fungsi dalam berkarya. Biasanya melalui proses yang lebih panjang seperti riset, brainstorming, positioning dll. (banyak desainer yang milih jalan ini)
Keduanya benar dan masing-masing mempunyai positif dan negatifnya
Saya memilih untuk menjadi Unidealis, Anda tidak akan menemukan identitas saya sebagai seorang seniman disetiap pekerjaan-pekerjaan desain (seni terapan) yang berhubungan dengan project kerja. Tapi saya punya sisi idealis yang kadang tidak bisa diintervensi, ini saat saya berkarya untuk kepuasan saya sendiri. Nanti pada saatnya yaitu “personal project” Anda akan menemukan identitas saya. semoga bisa menjelaskan.

Monday, March 16, 2015

LA TAHZAN : KARENA ALLAH TELAH MENYIAPKAN JODOH UNTUK KITA

La-Tahzan

Jodoh itu tak hanya milik segelintir orang..
Tidak juga hanya milikku seorang..
Tidak juga hanya milik Kalian..
Apa lagi hanya milik mereka..

Akan tetapi,
Kita semua mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.
Jodoh itu telah tertulis..
Jodoh itu telah ditentukan..
Jodoh itu telah ditakdirkan..
Dan jodoh itu telah ditetapkan..
Walaupun hal itu tetap menjadi rahasia-Nya.

Dengan siapa kita bakal berjodoh pada akhirnya.
Seiring dengan perjalanan waktu..
Kadang kita begitu risaunya..
Ketika kita belum juga mendapat pasangan..
Ketika kita merasa sudah waktunya..
Ketika sebagian teman telah mendapatkan..
Ketika didalam hati merasa terlambat..
Dan ketika orang tua sering bertanya setiap harinya..
Ingatlah..  Kita tak hanya sekedar mencari jodoh yang baik..
Kita tak hanya sekedar mengejar pasangan yang baik..
Ada yang jauh lebih penting dari semua itu..

Yaitu..  Menjemput jodoh dengan niat yang baik..
Menjemput jodoh dengan cara yang baik..
Menjadikan diri sebagai orang yang baik..
Menjadikan diri berakhlak yang baik..
Banyak bergaul dengan orang-orang yang baik..
Banyak berkumpul dengan orang-orang yang baik..
Dan tentu saja selalu berdoa sambil menunggu keputusan-Nya..

Ingat..
Menikah dengan waktu yang sedikit tertunda itu jauh lebih baik..
Daripada menikah dengan terburu-buru tapi mendapatkan pasangan yang kurang baik..
Untuk itu..
Tetapkan dalam hati untuk selalu menebar senyum..
Yakinlah bahwa sebaik-baiknya..
Perencana & Perancang bagi semua makhluk hanyalah Allah SWT..
Karena hanya Dia lebih Tahu yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya..

Sumber : La – Tahzan