Pagi ini ada yang menyapaku dari ufuk timur sana.
Menebarkan cahaya seraya menggoda.
Entah harus dengan bentuk apa untuku sekedar balas sapa.
Saat ingat, di lawan arah aku berada.
Katakanlah jarak..
Tidak sesekali membuat paradigma ini semakin sulit tuk ditebak.
Entah sebuah prespektif yang salah letak.
Atau.. Suatu naluri tak berkompromi tuk bergejolak.
Terlagi, terperanjat pada sesuatu yang nyata.
Ku kira hanya mimpi pada lelap untuku seculik merasakan nikmatnya rasa.
Kukira hanya sekedar angan untuku bisa menyapa nyata.
Yang di ufuk timur sana menjawab dengan beberapa fakta bahwa keindahannya itu memanglah nyata.
Caranya terbit lalu tenggelam.
Mengumpat pada gelapnya malam.
Menebarkan cahaya tanpa menuntut balasan alam.
Enyahlah segala tabir yang kelam.
Kepada angin..
Bawalah bentangan senyum ini kepada barat yang kuingin.
Sampaikan jauh dari naluri bahwa keindahannya melupakan kemarin.