Tuesday, March 17, 2015

Diam Yang Bersebab

Seperti biasa sore ini bergegas merapihkan meja kerja, beranjak dan jalan menuju stasiun kereta. iyaa seharusnya seperti itu bergegas dan beranjak pulang dengan fikiran yang tenang karna telah usai waktu kerja hari ini, beristirahat dan menyelonjorkan kaki sesampainya di peristirahatan diruma. Tetapi untuk hari ini tepatnya sore ini tidak seperti itu, aku tetap lelah entah lelah apa ini yang pasti badanku tidak sama sekali pegal, tubuhku tak sama sekali terlihat lunglai, dan beban kerjaanpun sudah usai. Lalu apa yang membuat aku lelah??

Sesekali kufikir hanya butuh hitungan detik untuku mengecek seculik Media Social yang biasanya aku klik di Notification, melihat pemberitahuan apa saja yang aku dapat, dan seperti biasa juga tak ada yang penting untuk aku tindak lanjuti membalas komentar atau melihat postingan teman di grup. Postingan baru dari salah seseorang teman di FBku terlintas berkedip, yaaa... itu bukan hanya sekedar teman FB bagiku tetapiii.. hmm.. aku mau dia bukan hanya sekedar teman FB'ku....iyaa.. but.. i just wanna his... with.... ever. argh..!! lupakan...

Postingan itu tidaak sama sekali penting untuku, apalah postingan itu.. postingan keluhan yg biasa pada umumnya mayoritas pengguna medsoc menulis status, gak heran. Lalu apaaa? kenapa status itu memancing aku untuk menindak lanjutinya, apa yang menggodaku hingga ingin di tindak lanjuti? apa alasan dan sebabnya? Hanya sekedar komentar dari salah satu wanita dengan perkataan biasa namun menggodaku menindak lanjuti untuk mengetahuinya. Aku terus bertanya, siapa dia? ada hubungan apa dengannya? dan bagaimana dia??

Tak kufikirkan lagi kapan aku harus beranjak pulang dari meja kerjaku ini. Aku sangat apresif sekali untuk mengetahui hal itu, hal yang sepele tapi yang membuat kadar ke-kepoanku sangat meningkat. Ternyata kepekaanku terhadap itu atau (rasa ini) benar, wanita itu bukan wanita sepertiku, iyaa jelasnya dia wanita cantik yang mungkin bisa memandangi pria itu kapan saja dan menghubunginya kapanpun ia mau. sedangkan aku? aku hanyalah wanita yang tak sebanding parasnya dengan wanita itu, apalagi untuk memandangnya bahkan untuk menghubunginyapun tak ada respon feedback satu patah katapun hh..

Entah apa yang membuatnya aku sangatlah berbeda dengan wanita itu. eitsss.. gak ada kata kecewa pada diri sendiri. Aku memang seorang wanita bodoh tetapi aku pastikan dikala waktu itu datang, waktu dimana aku harus menjemput seorang pangeran yang mengundangku untuk datang. dia akan kuberikan rumah disetiap kali dia berpulang, aku akan menjadi tempat tidurnya yang sangat nyaman di muka bumi ini, aku akan menjadi mengais ceritanya, aku akan mendirikan sebuah bahtera kebahagian lahiriah maupun batin bersamanya, tapi bukan saat ini melainkan nanti pada saat waktunya datang.

Jelasnya aku hanyalah wanita terabaikan yang hanya bisa menunggu kapan waktu itu datang. Waktu dimana aku harus menegaskan apa arti dari diamku ini.
Diam yang bersebab, sebabku ingin menjadikan kamu di Jannahku.

-Dwi Pridika-
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment