"From time to wade through all this time , you will cross to stand there, pick up the future."
Foto ini di ambil waktu telat dateng Kopdar JARI Regional Depok, daripada gabawa apa-apa jadi ngambil Landscapenya aja hiks.
Awalnya foto ini buat oleh-oleh gitu ceritanya. buat kak Lina & kak Farha yang gak lama lagi bakal jadi sarjana di Universitas Indonesia *oleh-oleh kebetulan* dan yang pastinya bakal di wisuda di gedung balairung sebrang sana (yang bergenteng coklat, samping kanan tengah).
hmm.. tiba-tiba keingetan foto ini... ini di alihkan kembali bahwasannya gak cuma sekedar oleh-oleh buat seseorang but.... i can stand there nantinya *aamiin. kenapa bisa begitu?? aku gak cuma berdiri disana untuk menyaksikan orang-orangku berToga, dan memberikan selamat kepada mereka. Aku juga akan berdiri disana untuk menjadi peserta wisuda dan yang pastinya diberikan selamat pula dari orang-orang yang kusayang dan menyayangiku :))) demi apapun aku bahagia tiada tara (kalau) hal itu terjadi. Ya walau bukan di kampus yang sama dengan temanku itu Universitas Indonesia tetapi judulnya kan aku akan di wisuda di sana dengan setatus mahasiswa di salah satu PTN yang mana masih satu lingkup dengan UI itu, hehe.
Iya, saat ini aku yang sedang kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di daerah Kebon Jeruk dengan Prodi Desain Komunikasi Visual. Jurusan yang benar-benar aku idam-idamkan semasa SMK dulu. Akan tetapi idaman tinggalah idaman. Kini aku bukan mahasiswa aktif di PTS itu lagi, jelasnya saat ini aku hanyalah mahasiswa pasif, yang mungkin akan jadi (mantan) mahasiswa di perguruan tersebut yang sempat aku relakan tumpahan keringat untuk mendapatkan ilmunya itu. Karna untuk kuliah di tempat itu aku harus berkerja di salah satu perusahaan swasta di daerah Manggabesar Jakarta Barat, untuk memenuhi biaya kuliahku tersebut. Tetapi pada nyatanya untuk kuliah di Perguruan itu dari penghasilan yang kudapat tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku. hanya pas-pasan untuk memenuhi biaya kuliah saja tanpa biaya hidup. Aku terus mencari kerja sambilan dari sedikit kemampuan yang kupunya untuk memenuhi biaya hidupku. Allahamdulillah, bahkan saat di kantung hanya tersisa 2000 rupiah dan posisiku masih jauh dari tujuan Allah selalu memberikan jalannya karna signal keyakinanku bahwa aku mampu bertahan. Karna tujuan awalku bekerja untuk berpendidikan tetapi apa yang kudapat, saking sibuknya mencari dan mengais rezeki, pendidikanpun bagaikan di nomor duakan. Apakah itu masih disebut tujuan jika nyatanya tujuan itu dituntut untuk di kesampingkan? nauzubilla'iminzaligh. Ini yang aku alami. disini aku sempat merasa jadi orang terpuruk. aku terus merenungi dan fikirkan matang-matang, apa langkan kedepan yang akan dan harus aku ambil.
Orang tuaku yang memang terhambat ekonomi sudah lepas tangan dengan pendidikanku seusainya aku lulus SMK. Dikarnakan orang tuaku masih mempunyai tanggungan yaitu adiku yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Hal itu tak menyurutkan semengatku untuk berpendidikan. Jarak yang jauh ku tempuh, badan kering kerontang tak menyurutkan aku tetap berlari untuk mengejar hal itu. yaa.. Aku mengejar angan yang sempat salah saudaraku bilang "mana mungkin kamu dapat kuliah, biaya kuliah itu mahal, orang tuamu tak mampu untuk itu". Itu memang tamparan keras untuku, menyisakan tangis tidak sama sekali untuku, aku dendam untuk apa yang mereka bilang. Aku dendam dengan anganku itu bahwasannya aku harus meraihnya. Iya harus!!.
Jika bintang nan tinggi disana dapat ku lihat dari kejauhan kenapa aku tidak dapat menghampirinya? alat pendukung untuk mendekatinya ada yaitu kapal. Sama hal'nya seperti aku mengejar anganku tersebut, anganku yaitu dapat berpendidikan setinggi mungkin, menjadi wanita Terdidik dan Istri yang shalih itulah sejatinya dambaan berikut impianku, dan kapal bagaikan alat pengantarku untuk menghampiri anganku, disini kapal aku tempatkan sebagai kesempatan dari Allah agar aku masih tetap berdiri tegar di muka bumi ini, menjalankan yang terbaik dari apa yang aku jalani, dengan di berikan kesehatan yang bak luar bisanya dari kehebatan tips seorang Dokter terkenal, karna memang aku belum pernah merasakan ke Dokter spesialis dari apa penyakit yang ku derita, hanya ke dokter-dokter yang ada di Puskesmas yang hanya dapat memeriksa,memfonis dan memberikan resep obat *sudah lumrah* namun hasil tetaplah sama.
Seperti biasa yang semua orang kenali. Dwi Pridika adalah wanita hebat yang pada saat di hujat dia hanya dapat terdiam. Bagikan pohon yang di lempar dengan batu tetapi pohon itu membalasnya dengan buah :). Allahpun tidak diam bahkan dia memberikan hal yang setimpal dari apa yang pernah aku alami, hingga tidak dapat ku ucapkan satu persatu atau dengan untaian kata kebahagiaan yang kudapat, because just me and god the know:) kekuasaan Allah yang ku syukuri tiada hingga karna aku masih di beri kesempatan juga untuk mencintai diri sendiri dimana sejatinya mencintai diri sendiri yaitu Obat Terampuh yang tiada tandingannya di jagad raya dunia ini terkecuali kekuasaan Allah s.w.t, untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit hati, iri, dengki, syirik, fisik, jiwa, raga dan sebagainya. Hanya kuasanyalah yang dapat mengendalikannya tiada yang lain selain dari cinta pada diri sendiri.
Dari hal yang aku putuskan untuk mengakhiri pendidikan di perguruan itu, di hujat dan di jatuhkan mati-matian, Akan tetapi tidak sama sekali penyesalan terlewat di benaku. Karna hal baru dari usaha baru menghampiriku untuk mengejar Cita-citaku yang baru se-usainya aku lepas dari Perguruan itu. yaaa.. aku mendapat berita yang sungguh sangat mengembirakan. Dari hasilku merujuk kepada sekolah SMK dimana dulu aku sempat belajar dan mengukir prestasi kecil disana. Dengan informasi yang kudapat mengenai Beasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negri di Jakarta, aku mengajukan diri untuk dapat menjadi peserta Beasiswa untuk jalur masuk PTN tersebut. Batu kerikil dan debu-debu dijalan tetaplah ada sama halnya seperti jalanku untuk mengajukan itu, seperti aku masih ada tunggakan walaupun aku sudah lulus, ijazah belum di tebus,dari beberapa pihak mengekang bahwa aku tidak berhak untuk itu karna saat ini statusku adalah alumni. Tetapi dengan Bintang yang terus menerangi dan semakin menderang bagaikan anganku yang semakin hari semakin mengikat pikiranku, akupun terus dan terus mengejar dan mendorong pembimbing dimana dia menjadi panitia untuk mengurusi hal itu. yang pada akhirnya mereka semua dapat menerimaku untuk mengikuti itu dengan baik :) Semua itu tidaklah aku lakukan dengan paksaan akan tetapi dengan usaha kerasku (untuk meyakinkannya) bahwa aku layak. Karna aku tau saat itulah Pilihan anatara Ya,Tidak atau Tidak sama sekali maka tak kubiarkan satu masalahpun ku jadikan kendala demi tercapainya apa yang ingin ku raih.
Kini aku masih tetap bekerja, menjalankan kewajibanku, mencari dan mengais Rezeki yang harus kudapat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meringankan beban keluargaku. Aku direncanakan dan ditawarkan banyak kesempatan oleh Bosku untuk menjalankan beberapa usahanya kedepan dengan baik dan sesuai kemampuanku. Tetapi tawaran itu tak mengikis aku untuk terus meraih anganku bercita-cita menjadi wanita berpendidikan. Terlalu cinta aku untuk pependidikan. Dengan aku jujur dan berterus terang kepada atasanku bahwa aku sudah terdaftar sebagai peserta di perguruan itu, sudah aku ikuti beberapa tahap yang harus di lalui. Tinggal beberapa waktu lagi aku menunggu dan menjalani tahap-tahap selanjutnya. dengan aku meyakinkan bosku seperti itu sungguh sebenarnya aku tidaklah sanggup bagaikan paksaan pada diri sendiri yang mau tidak mau harus tetap dijalani, Karna sesungguhnya dialah Guru besarku yang banyak merubah Mindset dan Pola fikiranku dari yang sebelumnya, mempertemukanku kepada orang-orang hebat seperti dia yang buatku makin terinspirasi lagi untuk menjadi sepertinya, seperti mereka atau seperti siapapun itu yang berhasil meraih kesuksesannya.
Aku layaknya anak kandung baginya. yang seraya sesewaktu dia menceritakan keluh kesahnya kepadaku bahwa aku adalah pendengar yang baik baginya, tanpa melihat seberpa muda atau tua diriku ini, lucu sekali memang, dan di dongengkan cerita-cerita indah yang menginspirasi dan membuka lebar jendela fikiranku hingga aku tertidur dan bermimpi. yaa.. secara tidak sadar aku terus bermimpi dan mengembangkan mimpi itu yang tidak jauh dari anganku itu, menjadi Wanita berpendidikan dan Istri yang shalih. Dengan sikap,ketegasan dan kedermawanan atasanku itu, alasan yang aku utarakan kepadanya bukanlah masalah atau kekecewaan baginya (mungkin), yang pasti dia sangatlah menerimanya dengan baik dan lapang dada, malahan yang ada dia mendukung keras bahkan dialah yang menjadi pendukung dan memotivasikanku sebelum orang tuaku memberikan hal itu. Dan lagi-lagi sikap kedermawanannya itu masih tetaplah ada ketika nanti aku lepas sebagai karyawan di perusahaannya itu. karna dia membantuku untuk memikirkan apa usaha atau penghasilan yang bisa aku dapatkan nanti. subhannallah. dia tidak lepas tangan begitu saja kepada anak angkatnya ini yang walaupun ditinggal nantinya *bak pergi jauh*. Kedua orang tua kandungku hanya dapat mengais cerita-cerita suka dukaku dan selalu mengulangi pembicaraan ini "mamah dan ayah sudah tidak bisa memberikan materi apapun untukmu nak, tetapi mamah dan ayah yakin kamulah yang akan menaikan derajat keluargamu lagi yang dulu sempat berada di atas dan jatuh hingga dasar. ayah dan mamah hanya bisa mendoakanmu tanpa bicara banyak. karna kamulah yang menjalani dan memilih. kami selalu mendoakan dan kamu harus selalu lah ikhtiar yang terbaik untukmu anak-anaku" itu perkataan orang tuaku yang aku siamk dan takan pernah kulupakan sampai kapanpun, dan pastinya menjadi mendorong untuk menuju hal yang aku tuju. Akupun tersadar, bahwa lepas tangannya orang tuaku untuk memenuhi kebutuhan ekonomiku, namun tak memutuskan orang tuaku untuk mendoakan segalanya yang terbaik untuku dan keluarganya. Bahwasannya do'a lah bekal terbaik dari yang terbaik. Tidak sama sekali pantas dibandingkan ekonomi atau materi apapun. subhannallah.
Memang ini bukanlah titik akhir dari ceritaku, anganku belum sama sekali tercapai. Tetapi setidaknya dari hasil usahaku tadi lah yang sudah membuktikan bahwa Peluang tetaplah ada di sekitarku. Peluang itu ada di mana-mana dan banyak rupanya, tinggal kita yang memeilih dan memilah mau peluang yang seperti apa dan bagaimana layaknya perjalann hidup. Aku mengetahui peluang itu datang bila aku memang benar benar siap melangkah dan allah yang akan menghantarkan. Hanya butuh keyakinan untuk mendapatkan kesempatan sekalipun. Kesempatanlah yang menjadi jembatan penyebrangan untuk kita sampai di sebuah tempat dimana tempat itu adalah titik kesuksesan. Kesempatan sekecil apapun itu tetaplah judulnya kesempataan dimana dari kesempatan kecilah akan menjadi kesempatan besar untuk kesuksesan yang besar. BELIVE IT!!